OREGON, iNewsSemarang.id - Pria kakek 73 tahun bernama Bruce Campbell, asal Portland, Oregon, memutuskan hidup di sebuah pesawat terbang yang dibelinya seharga 100.000 dolar AS atau jika dikonversi dengan kurs saat ini sekitar Rp1,5 miliar. Rupanya, ia terinspirasi tinggal di dalam pesawat sejak masih kecil.
Bruce Campbell mengatakan, keinginannya tinggal di pesawat dimulai sejak usia 15 tahun, ketika melihat aircraft boneyard atau tempat penyimpanan akhir pesawat di televisi. Sejak itu, dia punya keinginan untuk tinggal di dalam pesawat.
Dia pun menyewa sebuah perusahaan untuk mencarikan sebuah pesawat. Setelah berbulan-bulan akhirnya perusahaan menemukan sebuah pesawat jet Boeing 727 berukuran 1.066 kaki persegi dan berat 70.000 pon, dengan kapasitas 200 penumpang.
Pesawat ini ditemukan di Yunani dan memiliki bagian dari sejarah Amerika. Pasalnya, pesawat itu digunakan untuk mengangkut jenazah pemilik maskapai, Aristoteles Onassis pada 1975. Onassis yang berdarah Yunani-Argentina menikah dengan mantan Ibu Negara AS, Jacqueline Kennedy Onassis sebelum kematiannya.
Pesawat yang dibeli sebesar 100.000 dolar AS itu kemudian diterbangkan dari Yunani ke Oregon. Pesawat itu ditarik ke lahan milik Campbell melewti jalan-jalan di pusat kota Hillsboro. Proses itu termasuk melepas mesin pesawat dan elemen lain, yang membuat pesawat tidak bisa terbang lagi. Adapun total harga dan biayanya mencapai 120.000 dolar AS.
"Ketika Anda tinggal dalam struktur seperti ini, Anda merasa sedikit lebih puas dengan hidup Anda. Dan jika Anda seorang teknisi, ilmuwan, atau siapa pun yang menghargai keanggunan dan keindahan teknologi kedirgantaraan, ini adalah tempat yang lebih bahagia untuk ditinggali," katanya, dikutip dari CNBC Make It, Minggu (1/1/2022).
Dia menghabiskan sekitar 15.000 dolar AS dan 2 tahun membuat pesawat menjadi rumah. Campbell menambahkan shower darurat, wastafel sementara, mesin cuci portabel, kulkas, dan rak makanan dari pesawat lain yang berfungsi sebagai dapurnya.
Sebagai pengganti kompor, Campbell menggunakan microwave dan oven pemanggang roti. Namun jarang dia gunakan.
"Saya seorang kutu buku. Saya tidak memasak, jadi ini area dapur yang minim,” ujarnya.
Di sebelah area dapur, Campbell meletakkan sofa, yang berfungsi ganda sebagai area tidur, dan meja kerja. Adapun pengeluaran bulanannya tinggal di pesawat itu mencapai 370 dolar AS atau Rp5,8 juta per bulan, termasuk 220 dolar AS untuk pajak properti dan sekitar 100-250 dolar AS per bulan untuk listrik.
Campbell saat ini berusaha memulihkan sistem komputer lama, dan memperbaiki sistem kelistrikan yang berbeda di pesawat. Dia juga mengizinkan orang datang dan berkeliling di pesawatnya. (mg arif)
"Saya tidak menyesal mengejar visi ini. Dalam pengalaman saya dengan tamu saya, saya percaya bahwa umat manusia akan merangkul visi ini dengan sepenuh hati dalam proporsi yang cukup sehingga kami dapat memanfaatkan setiap pesawat jet yang telah pensiun," tuturnya. (mg arif)
Editor : Maulana Salman