get app
inews
Aa Text
Read Next : Viral Bapak Kos di Semarang Makan Kucing, Dokter Penyakit Dalam Beberkan Faktanya

Hati-Hati, 5 Hal Ini Bisa Picu Gula Darah Naik

Rabu, 11 Januari 2023 | 12:16 WIB
header img
Ilustrasi gula darah tinggi. (foto: Unsplash)

SEMARANG, iNewsSemarang.id- Masyarakat yang telah diprediksi menderita diabetes 1 atau 2, tentunya sudah mengetahui fluktuasi atau naiknya kadar gula darah dalam tubuh. Oleh sebab itu, pemantauan secara berkala perlu dilakukan supaya kadar gula darah terkendali.

Di samping itu, naik turunnya gula darah turut dipengaruhi oleh aktivitas sehari-hari. Termasuk masyarakat yang tidak memiliki riwayat diabetes, sangat dianjurkan untuk memeriksa diri sebagai bentuk antisipasi.

Mengutip dari situs Times of India, hiperglikimia atau tingkat gula darah tinggi, merujuk pada suatu kondisi, ketika darah mengandung terlalu banyak glukosa. Sementara itu, pada non-diabetes faktor stress atau kondisi kronis lainnya bisa jadi pemicu hiperglikimia, oleh karenanya sangat penting bagi mereka untuk terus memantau dan menjaga kadar gula darahnya.

Tingginya kadar gula darah secara akut, bisa mepersulit proses penyembuhan (recovery) dalam tubuh. Risiko infeksi meningkat dan diprediksi memiliki dampak jangka panjang pada organ lain, seperti mata dan ginjal. Apabila dibiarkan, tidak menutup kemungkinan juga risiko serangkan jantung bahkan stroke meningkat.

Apabila tingkat glukosa antara 100-125 mg/dL atau lebih dari 180 mg/dL satu sampai dua jam setelah makan, kondisi ini dinamakan hiperglikemia.

Masih ada beberapa faktor lain yang jadi pemicu naiknya kadar gula darah pada pasien non-diabetes, berikut ulasan selengkapnya: 

1. Stres

Kondisi Stres yang tidak terkontrol menyebabkan tingkat hormon seperti kortisol dan adrenalin naik secara drastis. Mereka pada gilirannya meningkatkan kadar gula darah, merupakan respons alami yang sempurna terhadap tekanan emosional yang dialami seseorang.

2. Obesitas

Sel lemak yang berlebih membuat tubuh resisten terhadap insulin. Hal ini pula yang mempersulit dalam proses menghilangkan glukosa dari darah dan menggunakannya untuk menghasilkan energi.

3. Sindrom Ovarium Polikistik

Sindrom Ovarium Polikistik menyebabkan ketidakseimbangan hormon pada wanita, termasuk dalam usia reproduksi. Hal ini memicu terproduksinya testosteron, insulin, dan sitokin yang tinggi. Bahkan mereka resisten insulin dan tidak dapat menggunakan semua glukosa dalam darah untuk menghasilkan energi.

4. Obat-obatan

Jenis obat-obatan tertentu seperti dopamin dan norepinefrin, imunosupresan seperti tacrolimus dan siklosporin, dan kortikosteroid dapat mengaktifkan enzim dalam darah yang dapat menjaga kadar gula darah tetap meningkat. Tubuh merasa sulit untuk menghasilkan energi dan orang tersebut merasa lelah sepanjang waktu.

5. Infeksi

Meningkatnya kadar hormon stres kortisol dapat dipicu oleh beragam infeksi. Hormon ini menghalangi kemampuan insulin untuk menghilangkan kelebihan glukosa dari aliran darah, menimbulkan kadar gula darah tinggi yang konstan.

Rasa haus yang berlebihan, sering buang air kecil, penglihatan kabur, mual dan muntah, sakit perut, kelelahan, sakit kepala menjadi indikator seseorang non-diabetes mengidap hiperglikemia, gejala tersebut sangat mirip dengan hiperglikemia penderita diabetes. (MG/Shinta)

 

Editor : Agus Riyadi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut