SEMARANG, iNewsSemarang.id - Seekor gajah Sumatera berjenis kelamin betina koleksi Semarang Zoo di Kota Semarang mati. Penyebab kematian gajah betina tersebut bukan lantaran dieksploitasi melainkan karena sakit yang membuat tidak bernafsu makan dan berpengaruh terhadap kondisi kesehatannya.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah Darmanto mengatakan, gajah bernama Sekar mati pada Jumat (17/2/2023) lalu di usia 67 tahun.
Pada 26 Januari lalu, pengelola Semarang Zoo melaporkan bahwa Sekar mengalami sakit gigi yang membuatnya tidak nafsu makan, kemudian dipisahkan dari gajah jantan bernama Guntur.
Menurut dia, kondisi Sekar sempat membaik pada 10 Februari lalu, tetapi kembali menurun sehingga dilakukan tindakan medis berupa pemberian obat.
Sayangnya, kondisinya tak kunjung membaik. Bahkan, Sekar sudah tidak mau makan dan minum hingga akhirnya meninggal dunia.
"Kami usul agar dilakukan penanganan ditambah tiga dokter Semarang Zoo. Satu dokter dari Yogyakarta. Sudah ditangani dengan baik dan diupayakan semuanya supaya gajah ini sehat kembali," katanya.
Darmanto mengatakan, gajah yang tidak mau makan bisa mengganggu metabolisme. Apalagi usia gajah tersebut sudah cukup tua.
Di alam liar, gajah sumatra rata-rata hidup sampai usia 70 tahun.
"Umur gajah 67 tahun. 37 tahun yang lalu, Sekar sudah menempati Lembaga Konservasi Semarang Zoo ini. Kami sedih dengan kematian ini," kata Darmanto.
Untuk meneliti penyebab kematian secara detail, BKSDA Jateng telah mengirimkan sampel Sekar ke Laboratorium Balai Besar Veteriner, Wates, Yogyakarta, berupa jantung, paru-paru, hati, usus, limpa, ginjal, dan darah.
Darmanto menegaskan, rutin melakukan pembinaan di sembilan lembaga konservasi yang ada di Jawa Tengah sehingga dipastikan tidak ada gajah yang dieksploitasi atau dinaiki pengunjung.
Editor : Maulana Salman