Mbak Ita Ingin Kota Semarang Jadi Pemasok Bawang Merah di Wilayah Hinterland

SEMARANG, iNewsSemarang.id - Wali kota Semarang Hevearita G Rahayu ingin agar Kota Semarang nantinya bisa menjadi pemasok bawang merah khususnya untuk wilayah hinterland seperti Kabupaten Kendal, Kabupaten Demak, Kabupaten Semarang, Kota Salatiga dan Kabupaten Grobogan.

"Kalau kita semua di Kota Semarang ada penyuplai bawang merah, kita tidak perlu lagi susah mencari bawang merah di Kota Semarang. Dan kalau memang bisa lagi, kita malah bisa memasok ke wilayah hinterland. Karena selama ini bawang merah dihasilkan dari Brebes dan Demak," kata perempuan yang akrab disapa Mbak Ita saat melakukan panen bawang merah di Balai Penyuluhan Pertanian Argo Wates, Kecamatan Ngaliyan, Minggu (11/6/2023).

Baca Juga

Debat Terbuka Putaran Kedua Pilwalkot Semarang 2024, KPU Minta Paslon Kondisikan Pendukung

Dia juga berharap Kebon Wates di Kecamatan Ngaliyan bisa menjadi percontohan penanaman komoditas bawang merah di Kota Semarang. Dirinya mengungkapkan mengenai panen bawang merah tersebut yang terbilang sukses karena hasilnya besar-besar.

“Panen bawang merah yang ditanam di wilayah Kebon Wates Kecamatan Ngaliyan bisa jadikan percontohan, pertama bawang merah bisa ditanam dan berhasil di Kota Semarang. Kita lihat bawangnya besar-besar, gede-gede, dan montok-montok dan yang keduanya ini organik,” katanya.

Menurutnya, mengenai hasil keuntungan dari penanaman bawang merah di lokasi itu adalah sebesar 100 persen. “Tadi sudah dipanen di dalam satu bedeng itu menghasilkan 26 kg, dan kalau dihitung semua harganya sekitar 4.220.000-an kemudian ongkos produksinya sekitar 2 juta. Sehingga artinya dengan menanam bawang merah sebesar sebedeng seperti itu dapat keuntungan 100 persen,” ujarnya.

Baca Juga

Puncak Hari Anak Nasional 2024 di Kota Semarang: Anak Hebat, Siap Lawan Stunting

Penanaman bawang merah ini sendiri bisa menjadi salah satu pengendali inflasi. Menurutnya, komoditas bawang merah menjadi salah satu pemicu inflasi selain tomat, cabai, telor, ayam dan daging.

Editor : Maulana Salman