SEMARANG, iNewsSemarang.id - Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, menyambangi Kelurahan Sumurboto, Banyumanik dalam rangkaian kegiatan Mbak Ita Sapa Warga pada Rabu (14/6) kemarin. Rencananya kegiatan tersebut akan dilaksanakan di beberapa kelurahan di Kota Semarang.
Mbak Ita Sapa Warga adalah program jemput bola yang dicanangkan Pemerintah Kota Semarang untuk mengetahui aspirasi masyarakat di lapangan secara langsung sekaligus mengadakan pelayanan kepada masyarakat.
“Ini adalah bagaimana program-program Pemerintah Kota Semarang ini mengena kepada masyarakat. Jadi tidak hanya mendengarkan aspirasi lalu sudah selesai. Bagaimana kita bisa memberikan support kepada masyarakat. Ada ketahanan pangan, Pak Rahman, pelayanan KB, KTP, pembayaran PBB, semua ini mengeroyok,” ujar Mbak Ita, sapaan akrab wali kota Semarang.
“Saya memang menyampaikan bahwa teman-teman ini jangan satu-satu acaranya, kalau satu-satu kecil. Beda kalau bersama-sama jadi besar masyarakat datang, masyarakat juga mendapatkan manfaat (mengakses pelayanan) di samping aspirasinya tersampaikan,” imbuh wali kota perempuan pertama di ibu kota Jawa Tengah tersebut.
Menurut Mbak Ita, program ini menjadi wujud komitmen jajarannya untuk mendeteksi dan menyelesaikan masalah dari level pemerintahan terdasar. Dirinya menjelaskan, dengan mengidentifikasi potensi-potensi permasalahan yang ada di setiap kelurahan maka akan memudahkan dalam mengimplementasikan solusi, pembagian bantuan, hingga memonitor proses pengembangannya.
“Kalau mulai dari bawah, mulai dari kecil ini kita bisa selesaikan, di atasnya itu tidak berat. Tapi kalau top down itu akan berat mengurainya. Maka kita buat program itu per kelurahan. Pastinya berbeda antara kelurahan satu dengan lainnya,” terang Mbak Ita.
“Contohnya kemarin di Tlogosari Kulon, dia lebih karena banjir, saluran, dan itu kan muara. Kemudian Tugurejo pesisir, di sana berbeda penghidupannya dengan di Sumurboto. Sumurboto sendiri masyarakatnya lebih ke menengah ke atas hanya ada beberapa titik yang mengalami kemiskinan ekstrim. Identifikasi ini yang diperlukan untuk merancang program yang sesuai kebutuhan masyarakat. Harapannya dengan bottom up ini dapat menyelesaikan masalah,” tutup Mbak Ita.
Editor : Agus Riyadi