SEMARANG, iNewsSemarang.id - Pelabuhan Tanjung Emas, yang terletak di tepi Kota Semarang, Jawa Tengah, memiliki sejarah panjang yang dimulai sejak abad ke-16. Pada awalnya, pelabuhan yang menjadi gerbang dari Kota Semarang ini tidak berlokasi di Tanjung Mas, tetapi berada di Bukit Simongan, yang sekarang dikenal dengan nama Gedong Batu atau Klenteng Sam Po Kong.
Karena terletak di daerah yang kurang menguntungkan, Pelabuhan Tanjung Emas kemudian dipindahkan ke Kali Biru. Perpindahan ini membawa berkah, karena banyak kapal dari Eropa dan Jepang yang berlabuh di pelabuhan ini.
Pada tahun 1884, Belanda membangun Mercusuar Willem 3 di area pelabuhan. Mereka bermaksud menjadikan Semarang sebagai pusat perdagangan dan ekspor gula. Mercusuar ini menjadi salah satu simbol penting bagi pelabuhan ini.
Fasilitas di Pelabuhan Tanjung Emas sangat lengkap dan modern. Diantaranya termasuk pemecah gelombang, alur pelayaran, kolam pelabuhan, dermaga, fender, dan gudang. Terdapat pula terminal seluas 3.000 meter persegi untuk menunjang aktivitas pelabuhan.
Dermaga Pelabuhan Tanjung Emas meliputi Dermaga Nusantara, Pelabuhan Dalam II, Dermaga Gd VII, DUKS (Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri) PLTU, DUKS Pertamina, DUKS BEST, dan DUKS Sriboga. Semua dermaga ini memainkan peran penting dalam mendukung kelancaran operasional pelabuhan.
Tidak hanya fasilitasnya yang lengkap, Pelabuhan Tanjung Emas juga didukung oleh berbagai peralatan modern seperti kapal tunda, kapal pandu, kapal kepil, serta alat bongkar muat. Selain itu, tersedia juga gudang dan lapangan penumpukan, serta pelayanan kapal, barang, terminal, tanah, bangunan, air, dan listrik yang terintegrasi dengan baik.
Sebagai salah satu pelabuhan utama di Indonesia, Pelabuhan Tanjung Emas memiliki peran vital dalam kegiatan ekspor dan impor. Pelabuhan ini memiliki akses yang mudah, terletak sekitar 5 kilometer dari Tugu Muda Semarang, dan telah dikelola oleh PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) sejak tahun 1985.
Editor : Maulana Salman