Kemenag Jateng Sebut Pelaku Pelecehan Santriwati di Ponpes Semarang Kiai Gadungan

SEMARANG, iNewsSemarang.id - Kementerian Agama (Kemenag) Kanwil Jateng menegaskan bahwa (pondok pesantren) Ponpes Hikmah Al Kahfi di Lempongsari Gajahmungkur Semarang bukanlah ponpes tempat untuk menimba ilmu agama. Pihaknya juga menyebut jika pengasuh ponpes yang melecehkan santriwati bukanlah seorang kiai.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Seksi Pondok Pesantren Kemenag Kanwil Jateng Touhari Tantowi usai melihat kondisi rumah pelaku yang dijadikan sebagai tempat penampungan santriwati asal daerah luar Kota Semarang.
Rumah milik BAA yang dijadikan tempat penampungan santriwati di Kelurahan Lempongsari, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang, saat ini dalam kondisi sepi dan ditinggalkan pemiliknya.
Usai mencabuli tiga santriwatinya pada tahun 2020 hingga 2021, pelaku memilih meninggalkan rumahnya ke Bekasi, Jawa Barat, bersama dengan keluarganya.
“Rumah hunian milik pelaku yang difungsikan sebagai pondok pesantren ini bukanlah sebuah pondok pesantren,” tegas Touhari Tantowi, Jumat (8/9/2023).
Pasalnya, dari segi fisik bangunan serta kondisi hunian tidak layak untuk disebut pondok pesantren yang bisa menampung lebih dari 15 orang.
Editor : Maulana Salman