KENDAL, iNewsSemarang.id - Merintis usaha dari nol bukan sesuatu hal yang mudah untuk dilakukan. Perlu kegigihan dan keseriusan dalam menjalaninya. Karena, akan banyak kerikil-kerikil kecil, bahkan batu sandungan yang harus dilalui.
Seperti kisah Kepala Desa (Kades) Jungsemi Kecamatan Kangkung Kabupaten Kendal, Dasuki saat membangun sebuah obyek wisata Pantai Indah Kemangi yang ada di desanya. Dia menyampaikan gagasan besar untuk menyulap pantai yang masih alami dan belum tersentuh apa pun itu menjadi sebuah objek wisata yang menarik mendapatkan banyak tantangan.
"Tantangan yang paling nyata itu, sebagian besar masyarakat masih belum yakin terhadap gagasan saya. Bahkan, ada sejumlah warga yang menolaknya. Namun saya justru makin tertantang hingga alhamdulillah akhirnya bisa terwujud," terang Dasuki.
Dalam mewujudkan gagasannya yang dicita-citakan sejak awal menjabat kades, Dasuki mendapat dukungan dari berbagai pihak yang digandeng untuk bekerjasama.
Yang menarik, Dasuki tidak mau jika dalam kerja sama itu dia harus mengembalikan modal untuk membiayai pembangunan berbagai infrastruktur PIK. Dia hanya mau menggandeng pihak-pihak yang hanya menghibahkan modalnya.
"Jadi, dalam pembangunan infrastruktur PIK ini kami tidak ada syarat mengembalikan modal, syarat yang saya ajukan adalah murni hibah. Alhamdulillah kebetulan saat itu kami berhasil mendapatkannya, yaitu menggandeng Universitas PGRI Semaranag (UPGRIS) dengan dana awal Rp 300 juta plus pendampingan selama tiga tahun berturut-turut," kisah Dasuki.
Setelah PIK benar-benar terwujud, Dasuki pun makin gencar mempromosikannya sekaligus mengajukan proposal ke Pemkab Kendal dan berbagai lembaga lain untuk membangun kelengkapan sarana-prasarana di PIK.
Seiring dengan berbagai kemajuan itu, kini PIK maikin diminati dan berhasil menjadi salah satu destinasi andalan Kabupaten Kendal.
Berbagai kelengkapan saran wisata pun makin ke sini makin lengkap. Sebut saja misalnya boat, jetski, banana boat, gazebo, dan berbagai sarana lainnya.
"Yang terbaru, yakni sejak Agustus lalu, kami telah menambah satu lagi sarana wisata, yaitu gardu pandang senilai Rp200 juta dan gapura selamat datang senilai Rp175 juta. Ini hibah dari Kementerian Kelautan," kata Dasuki.
Dasuki mengaku, apa yang dia cita-citakan dengan pembangunan objek wisata laut itu tidak ada tujuan lain kecuali untuk meningkatkan perekonomian dan kehidupan masyarakat Desa Jungsemi Kecamatan Kangkung itu.
Karena itu, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang ada di PIK dikhususkan hanya untuk masyarakat Desa Jungsemi.
Dia juga mengungkapkan, secara global, penghasilan PIK pertahun mencapai Rp1 miliar. Hasil itu didapatkan hanya dari 10 bulan dalam setiap tahunnya. Karena ada 2 bulan PIK tidak mendapatkan penghasilan sama sekali, seperti saat musim penghujan ekstrim dan bulan puasa yang sengaja ditutup total.
"Dari penghasilan sekitar Rp1 miliar, lalu dipotong untuk biaya operasional seperti menggaji karyawan dan lain-lain, masih tersisa sekitar Rp600 jutaan," jelasnya.
Dasuki pun berharap, dengan berbagai pembenahan dan perbaikan infrastruktur yang terus dilakukan pihaknya, jumlah wisatawan yang berkunjung ke PIK bisa semakin banyak, sehingga masyarakat sekitar PIK makin banyak merasakan manfaatnya.
Dasuki juga membeberkan, saat ini PIK telah bisa memberikan dana CSR kepada masayarakat setempat.
CSR itu, lanjutnya, diwujudkan dalam bentuk pembiayaan pendidikan bagi siswa madrasah diniyah (madin) di desanya, juga insentif kepada guru-guru madin.
Atas semua keberhasilan tersebut, Dasuki pun menyampaikan ucapan terima kasih setingi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu terwujudnya PIK, lebih-lebih Pemkab Kendal, yang terus-menerus memberikan perhatian dan bimbingan agar PIK makin berkembang dan makin diminati wisatawan.
Editor : Agus Riyadi