Di sisi lain, Pemkot Semarang juga berupaya memberikan suplai beras murah melalui program Pak Rahman (Pasar Murah dan Aman). Pihaknya mendorong Pak Rahman lebih intens, khususnya penjualan beras. Beras yang dijual Pak Rahman dijamin lebih murah karena bekerja sama antar-gabungan kelompok pertanian (gapoktan).
"Untuk harga dan stok di Pak Rahman masih sama. Karena memang dari gapoktan ke gapoktan, itu lebih menekan harga. Mungkin lebih sedikit (tinggi) karena bukan SPHP. Beras Pak Rahman ini, gapoktan beli gabah sendiri, selep sendiri. Jadi harga masih tetap stabil," terang wali kota perempuan pertama di Kota Semarang ini.
Pemkot tak hanya memfokuskan diri dalam pengendalian harga beras, komoditi lain juga tetap dimonitor Pemkot Semarang menjelang Ramadan.
"Diharapkan dengan mundurnya masa panen hingga bulan Maret itu dan mendekati Lebaran, sehingga harga ini agak naik," sebutnya. Mbak Ita tidak ingin harga bahan pokok mengalami kenaikan saat Ramadan dan Lebaran nanti.
"Bulan depan puasa. Harus betul-betul dijaga. Minggu depan, kami akan ajak teman-teman OPD untuk rapat terkait pengendalian inflasi," tuturnya.
Sebagai informasi, harga kebutuhan pokok di Kota Semarang terus melambung. Dari pantauan yang dia lakukan di beberapa wilayah, kebutuhan pangan khususnya beras harganya jauh di atas harga eceran tertinggi (HET).
Sebagaimana diketahui, HET beras premium saat ini masih tetap yakni Rp 69.500 per 5 kilogram (kg), atau Rp 13.900/kg. Namun kenyataannya di lapangan, pada Kamis (22/2/2024) harga beras premium kini mencapai Rp 16.590/kg sampai Rp 17.000/kg, sedangkan beras medium hampir mencapai Rp 15 ribu/kg sampai Rp 16.000/kg. Bahkan untuk cabai merah mencapai harga Rp 90.000/kg, dan harga telur ayam mencapai Rp 29.000/kg sampai Rp 30.000/kg.
Editor : Maulana Salman