JAKARTA, iNewsSemarang.id - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) melalui Lembaga Falakiyah (LF) PBNU akan melakukan rukyatul hilal atau pemantauan hilal awal Ramadhan di 60 titik di seluruh Indonesia mulai 10 Maret.
Pemantauan ini bertepatan dengan 29 Sya'ban 1445 H. Titik rukyat tersebar di zona Indonesia timur, tengah, dan barat, meliputi pinggir pantai yang mengarah ke barat dan gedung-gedung tinggi dengan ufuk barat yang tidak terhalang.
"Rukyatul hilal serentak dilakukan oleh LF-LF daerah di lokasi rukyat yang telah ditentukan," terang Ketua LF PBNU KH Sirril Wafa, dikutip dari laman resmi NU Online, Senin (26/2/2024).
Pelaksanaan rukyat akan melibatkan pihak terkait seperti Kementerian Agama setempat, Pengadilan Agama, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), dan masyarakat.
Hasil rukyat dari berbagai daerah akan dilaporkan ke LF PBNU dan diteruskan ke Kementerian Agama untuk dijadikan pertimbangan dalam sidang isbat.
LF PBNU telah menerima kriteria baru MABIMS (Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura) dengan tinggi minimal 3 derajat dan sudut elongasi geosentris minimal 6,4 derajat untuk penyusunan kalender.
Namun, penetapan awal bulan Ramadhan tetap berdasarkan rukyat lapangan. Hal ini berdasarkan hasil penelitian internal LF PBNU yang menunjukkan bahwa kriteria baru tersebut tidak melanggar ketentuan yang telah ditetapkan. "Dan hasilnya muncul angka-angka yang tidak menyalahi dari kriteria tersebut," kata Kiai Sirril.
Editor : Ahmad Antoni