TEGAL, iNewsSemarang.id - Prajurit Yonif 400/Banteng Raiders membersihkan Monumen Gerakan Banteng Nasional (GBN) di Procot, Slawi, Kabupaten Tegal, dalam rangkaian HUT ke-71 Yonif 400 BR, Kamis (7/3/2024).
Kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada pendiri Banteng Raiders Jenderal Ahmad Yani yang kala itu berhasil menumpas gerakan DI/TII di wilayah Jateng bagian Utara bersama Kolonel Sarbini dan Letkol Bachrum.
Monumen GBN yang diresmikan pada 5 Oktober 1976 oleh Jenderal Surono, merupakan salah satu bukti dari perjuangan bangsa Indonesia dalam menumpas pengaruh DI/TII di daerah Tegal, Brebes, dan Pekalongan.
Danyonif 400/BR Letkol Inf Moh Zainollah mengatakan kegiatan tersebut merupakan wujud penghormatan serta bentuk terima kasih dari seluruh prajurit maupun bangsa Indonesia kepada para pahlawan atas dharma baktinya dalam melenyapkan pengaruh DI/TII di Indonesia. Terlebih kepada Jenderal Ahmad Yani yang merupakan pendiri pertama Yonif 400 BR.
"Sejarah tidak boleh hilang. Kita sangat menghormati dan patut apresiasi tinggi kepada Jenderal Ahmad Yani selaku pendiri Yonif 400/BR,” tegasnya.
Demikian dari peristiwa penumpasan tersebut menjadi cikal bakal pembentukan dan pelatihan 2 Kompi Banteng Raiders.
Terkait dengan perjuangan para pahlawan tersebut, Danyonif 400/BR mengajak seluruh masyarakat untuk menjaga dan melestarikan monumen bersejarah tersebut. Termasuk memaknai perjuangan dibalik pembangunan monumen tersebut.
"Kita bisa seperti ini tidak lepas dari perjuangan para pahlawan yang sudah mendahului kita. Saya mengajak kepada seluruh masyarakat Tegal termasuk para pelajar untuk bersama-sama menjaga dan melestarikan tempat ini,” ujarnya.
Pasalnya selain merupakan tempat bersejarah, monumen tersebut juga dapat dijadikan tempat rekreasi karena letaknya strategis dan disediakan bangku-bangku dengan dihiasi berbagai tanaman hias.
Selain melakukan pembersihan monumen bersejarah, Yonif 400/BR juga menggelar baksos bertajuk "Banteng Raiders peduli dari hati untuk rakyat", yang ditujukan kepada masyarakat sekitar.
Editor : Ahmad Antoni