get app
inews
Aa Text
Read Next : Kisah Misteri Desa Lagetang di Dieng Hilang dalam Semalam, Konon Hukuman akibat Maksiat

Misteri Masjid Tiban Ngawen, Awalnya di Puncak Gunung Gambar Kini di Pekarangan Rumah

Selasa, 12 Maret 2024 | 16:17 WIB
header img
Masjid Tiban Ngawen Gunungkidul. (Erfan Erlin)

GUNUNGKIDUL, iNewsSemarang.id Penyebaran agama Islam di Gunungkidul menyimpan berbagai cerita yang terkadang hingga saat ini masih menjadi misteri.

Mulai dari banyaknya petilasan termasuk masjid Sunan Kalijaga, hingga keberadaan masjid-masjid Tiban yang konon selalu 'dibawa' oleh Sunan Kalijaga setiap melaksanakan sholat di suatu tempat peristirahatan.

Salah satu Masjid Tiban yang sampai saat ini masih berdiri tegak dan bangunannya dibiarkan tak banyak mengalami perubahan adalah yang berada di Padukuhan Jurangjero, Kalurahan Jurangjero Kapanewon, Kecamatan Ngawen, Gunungkidul.

Masjid tersebut berada di sebuah pekarangan rumah warga yang kini menjadi penjaga masjid tersebut, yakni Manto Suwitnya.

Masjid itu tak seperti kebanyakan yang memiliki ukuran cukup besar dan mampu menampung banyak jemaah. Masjid Tiban Ngawen itu mungkin bisa disebut masjid paling kecil di dunia karena hanya berukuran 4x4 meter persegi dan tinggi dari lantai ke atap hanya sekira 2 meter.

Bangunan masjid sebenarnya lebih mirip dengan rumah panggung pada umumnya di Yogyakarta. Di mana bangunan ini dibuat tanpa paku dengan dinding dari anyaman bambu dan atap terbuat dari ilalang kering.

Masjid Tiban di Gunungkidul ini tidak dibangun dengan fondasi dari semen hanya berupa kayu berukuran besar yang didirikan dengan tehnik pantek.

Di depan masjid ini terdapat gentong alias tempayan yang terbuat dari tanah liat. Gentong ini untuk menampung air yang bisa digunakan untuk wudlu. 

Di dalam terdapat beberapa kaligrafi usang yang dipasang setiap sisi dalam dinding masjid tersebut. Sementara untuk lantai terbuat dari bilah bambu yang ditutupi karpet warna hijau.

Kini masjid tersebut dijaga dan dirawat oleh Manto Suwitnyo, yang juga pemilik lahan pekarangan tempat masjid tersebut berdiri. Manto mengaku dirinya adalah generasi ketujuh dari penjaga masjid tersebut. 

Meski mengklaim sebagai generasi ketujuh, namun dia mengaku tidak mengetahui secara pasti kapan masjid tersebut dibangun. "Hingga saat ini kami tidak mengetahui siapa yang membangun masjid ini," kata dia.

Namun berdasarkan cerita yang dia peroleh, masjid tersebut awalnya tidak ada di pekarangan belakang rumahnya. Masjid tersebut awalnya berada di puncak Gunung Gambar, sebuah gunung kecil yang berada di belakang rumah Manto. karena keadaan tertentu masjid tersebut terlempar ke Dusun Jurang Jero dan jatuh ke belakang rumahnya.

Karena itulah, kini banyak warga dari luar Ngawen bahkan luar daerah yang sengaja datang ke Jurang Jero untuk sholat di Masjid Tiban itu. Karena konon katanya, jika sholat di masjid ini maka hajadnya bakal terkabul. Dan hingga saat ini, ada pejabat ataupun seseorang yang ingin memiliki jabatan datang ke masjid tersebut agar hajatnya terkabul.

Hingga kini, masyarakat masih tetap berupaya melestarikan keberadaan masjid tiban di dusun Jurang Jero ini. Setiap ada kerusakan, warga berupaya memperbaikinya dengan cara bergotong royong.

Mereka bakal berupaya memperbaiki dengan tetap mempertahankan bentuk aslinya. Warga juga tidak ingin mengubah bentuknya agar kesakralannya tetap terjaga.

Editor : Ahmad Antoni

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut