Karena ukurannya yang sangat besar serta angin kencang dan gumpalan awan yang dimilikinya, siklon tropis akan berdampak pada wilayah yang dilaluinya berupa hujan lebat, angin kencang dan gelombang tinggi sehingga dapat mengganggu pelayaran dan dapat menenggelamkan kapal.
Gelombang tinggi di perairan Laut Jawa sudah terjadi sepekan lalu, keadaan itu telah dialami oleh para penumpang kapal cepat Express Bahari dalam perjalanannya dari Karimunjawa menuju Jepara Sabtu, 9 Maret lalu dengan lama waktu tempuh sekitar 6 jam, tiga kali lipat dari waktu tempuh biasanya akibat terombang-ambing ombak.
Hingga Jumat ini, kapal cepat memutuskan untuk tidak melayari kembali ke Karimunjawa. Pada hari yang sama di perairan Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan telah dilaporkan sebuah kapal penangkap ikan Dewi Jaya 2 terbalik saat mengalami cuaca buruk.
“Secara klimatologis, wilayah Indonesia yang teletak di garis katulistiwa termasuk wilayah yang tidak dilalui lintasan siklon tropis, akan tetapi banyak juga siklon tropis yang berdampak tidak langsung pada kondisi cuaca di Indonesia,” jelas Guru Besar Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Diponegoro (Undip), Prof. Dr. Ir. Munasik, M.Sc.
Menurutnya, daerah pumpunan angin berupa awan-awan konvektif yang terhubung dengan awan-awan siklon tropis yang memanjang seolah-olah membentuk ekor siklon tropis inilah yang mengakibatkan timbulnya hujan lebat di wilayah yang dilaluinya.
Peta sebaran curah hujan di Provinsi Jawa Tengah yang dikeluarkan olej BMKG tercatat 12-13 Maret 2024, hujan lebat hampir terjadi di semua wilayah Kota Semarang, sedangkan di wilayah lainya seperti Kabupaten Kendal. Demak, Pati Kudus, Jepara dan Grobogan hanya sebagian wilayah saja.
Editor : Ahmad Antoni