get app
inews
Aa Read Next : Fakta-fakta Mbah Benu yang Viral Menelepon Tuhan, Keturunan Darah Biru hingga Pernah Kuliah di UGM

Momen Haru Prof Sarjiya, Bersujud dan Peluk Ibundanya usai Pengukuhan Guru Besar UGM

Kamis, 21 Maret 2024 | 08:57 WIB
header img
Prof Sarjiya, Guru Besar UGM menyampaikan pidato saat pengukuhan. (foto Dok UGM)

JAKARTA, iNewsSemarang.id – Ada momen mengharukan saat pengukuhan guru besar Universitas Gadjah Mada (UGM) di ruang Balai Senat UGM,

Prof Ir Sarjiya dosen Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik UGM menyampaikan pidato dengan suara bergetar dan mata berkaca-kaca membacakan pidato pengukuhan pada awal Februari lalu.

Prof Sarjiya beberapa kali harus berhenti sejenak membacakan teks pidato untuk menyeka air mata yang terus mengalir. Dia memulai dengan membagikan kisah latar belakangnya yang lahir 51 tahun silam dari keluarga sederhana di Lendah, Kulonprogo.

Ayahnya, Pujidiyono, sehari-hari bekerja sebagai buruh tobong labor atau perajin gamping. Sementara sang ibu, Sumirah, pedagang gula Jawa yang setiap hari berkeliling menyusuri jalan di Kota Yogyakarta untuk menjajakan dagangan. 

“Bapak dan Ibu waktu itu berani membuat keputusan untuk mengizinkan dan membiayai saya melanjutkan sekolah,” katanya dikutip dari situs UGM, Kamis (21/3/2024).

Sarjiya menceritakan, kedua orang tuanya tidak memiliki kemampuan baca dan tulis karena tidak pernah merasakan duduk di bangku sekolah. Meski begitu, keduanya tetap gigih menyekolahkan dia meski harus mengorbankan pendidikan adik perempuannya. 

“Secara khusus saya mohon maaf kepada adikku, Suparsih, yang waktu itu terpaksa tidak bisa melanjutkan ke bangku SMA, meskipun dengan nilai ujian SMP yang sangat baik, karena kondisi ekonomi keluarga yang tidak memungkinkan untuk membiayai sekolah kita berdua secara bersamaan. Semoga pengorbanan kakak-kakak dan adikku mendapatkan imbalan kebaikan yang lebih banyak dari Tuhan Yang Maha Esa,” kata anak keempat dari lima bersaudara ini.

Seusai menyampaikan pidato, Sarjiya langsung mendatangi sang ibunda sambil bersujud. Dia memeluk ibundanya dengan erat. Selanjutnya menyalami empat saudari perempuannya. Sayang, sang ayah tidak hadir pada momen pengukuhannya karena sudah berpulang.

“Maturnuwun Bu,” kata Sarjiya terbata-bata. Sarjiya menyelesaikan pendidikan dasar di SDN Pengkol, Kulon Progo tahun 1987, lalu menyelesaikan pendidikan menengah pertama di SMP Brosot tahun 1990. Selanjutnya, pendidikan sekolah menengah diselesaikan di SMAN 1 Teladan Kota Yogyakarta tahun 1993 dan pada tahun yang sama melanjutkan kuliah di S1 Teknik Elektro UGM.

Lalu pendidikan S2 dilanjutkan di Magister Teknik Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik, lulus tahun 20021. Pendidikan doktor diselesaikan di Prodi Electrical Enggineering, Chulalongkorn University, Thailand.

Dalam pidato pengukuhan yang berjudul Integrsi Variable Renewable Energy dalam Perencanaan dan Operasi Sistem Tenaga Listrik Menuju Transisi Energi Berkelanjutan, Sarjiya mengatakan untuk menuju transisi energi yang berkelanjutan di Indonesia diperlukan dalam rangka pemanfataan secara optimal seluruh potensi energi baik terbarukan maupun nonterbarukan.

Dengan karakterisitik intermitensinya, integrase potensi variable renewable energy ke dalam grid untuk memenuhi kebutuhan energi nasional menghadapi banyak tantangan. 

Oleh kerena itu diperlukan inovasi dalam perencanaan dan operasi sistem tenaga untuk memastikan layanan energi listrik yang handal, aman, berkualitas dapat diberikan kepada konsumen dengan biaya penyediaan yang ekonomis.


 

Editor : Ahmad Antoni

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut