SEMARANG, iNewsSemarang.id – Perwira Polda Jateng berpangkat Komisaris Polisi (Kompol) ditemukan tewas diduga bunuh diri di kediamannya, kompleks Akademi Kepolisian (Akpol) Semarang Blok K Jalan M. Sanusi, RT 05 RW06, Kelurahan Gajahmungkur, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang.
Berikut fakta-faktanya:
1. Darah Berceceran di Dekat Pintu Mobil
Korban Kompol PT diduga tewas akibat bunuh diri. Korban ditemukan pada Kamis sekira pukul 09.00 WIB pada Kamis 4 April 2024 di sebuah mobil warna putih nomor polisi H 1898 DG yang terparkir di kediamannya. Tampak banyak darah di aspal dekat pintu kiri mobil berceceran.
2. Luka Tembak Tembus dari Leher ke Kepala
Kompol PT yang juga salah satu kanit di Direktorat Reserse Narkoba Polda Jateng tewas setelah menembak lehernya sendiri dengan pistol jenis Glock. “Meninggal dunia bunuh diri menggunakan senpi,” kata Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Stefanus Satake Bayu Setianto saat dikonfirmasi.Terdapat luka tembak tembus dari leher ke kepala.
3. Pemicunya Diduga Masalah Keluarga
Kombes Pol Stefanus Satake Bayu Setianto membenarkan insiden itu. Diduga pemicunya adalah masalah keluarga. “Iya, ada kejadian itu. Diduga masalah keluarga (penyebabnya),” katanya.
Informasi masih dikumpulkan lebih lanjut, ditangani Propam Polda Jateng. Pihak keluarga, yakni istri dan anak korban belum bisa dimintai keterangan karena masih syok dengan insiden itu. Korban meninggalkan 3 anak, 1 laki laki, 2 perempuan.
4. Korban Sempat Dilarikan ke Rumah Sakit
Kabid Humas Polda Jateng mengatakan korban sempat dilarikan ke Rumah Sakit Elisabeth Semarang, tak jauh dari Asrama Akpol, namun nyawanya tak terselamatkan. “Sudah meninggal dunia (di lokasi kejadian),” kata Kombes Satake Bayu.
5. Jenazah Diautopsi
Di lokasi, sudah dipasang garis polisi. Lokasinya dijaga ketat provost. Polisi bagian Identifikasi TKP berada di sana, termasuk petugas tak berseragam.
Informasi yang diperoleh, jenazahnya kini sedang diautopsi di RS Bhayangkara setempat. “Setiap harinya berdinas di Polda Jateng, korban laki-laki pangkat Kompol, penyebab dan kronologi masih penyelidikan,” ujar Stefanus.
Editor : Ahmad Antoni