“Islam menghendaki keseimbangan. Setelah satu bulan penuh berpuasa, umat Islam merayakan Idul Fitri. Secara spiritual sebagai wujud syukur, dan bahkan pada hari raya ini dilarang untuk berpuasa,” terangnya.
Di sisi lain, Mustafidin, Pendamping Lokal Desa (PLD) yang turut hadir, mengatakan kenduri memiliki dimensi sosial untuk mengembalikan tatanan kehidupan bermasyarakat. Menurutnya dengan menikmati hidangan bersama dalam suasana penuh syukur, diharapkan hubungan sosial dapat terjaga. Pada hari raya itu, semuanya bisa merayakannya dalam suasana bahagia.
“Kenduri juga memiliki arti untuk menjaga hubungan manusia dengan alam. Di dalamnya juga dipanjatkan doa tola bala, agar kita semua dijauhkan dari bencana dan marabahaya. Ini semua sebagai kearifan lokal, warisan leluhur yang perlu terus kita jaga,” katanya.
Editor : Sulhanudin Attar