Sementara angka prevalensi stunting berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) di Kabupaten Banjarnegara pada posisi 19,9 persen. Angka itu sudah berada di bawah rata-rata provinsi yang masih sekitar 20,7 persen.
"Ini pekerjaan rumah kita bersama. Pemerintah daerah tidak bisa berjalan sendiri. Kerja sama dengan Forkopimda, instansi terkait, dan instansi vertikal, serta pemerintah provinsi dan pemerintah pusat sangat penting. Kemiskinan dan stunting ini harus diturunkan," kata Nana.
Hingga kini, lanjut Nana, dari angkatan kerja sebanyak 583.890 jiwa di Banjarnegara, masih terdapat pengangguran sebanyak 36.549 jiwa atau 6,26 persen. Oleh karena itu, angka tersebut musti diturunkan dengan mempersiapkan tenaga kerja terampil dan penyediaan lapangan pekerjaan.
Terkait kesiapan tenaga kerja, Nana juga terus menggenjot sistem pendidikan sekolah vokasi. Selain itu juga memperbanyak pelatihan kerja di Badan Latihan Kerja (BLK) yang tersebar di seluruh wilayah Jawa Tengah.
“Saat ini banyak relokasi perusahaan dari Jabodetabek ke Jawa Tengah. Investasi asing yang masuk juga banyak. Investasi ini mendorong penurunan angka pengangguran terbuka di Jawa Tengah," jelasnya.
Tantangan lainnya, lanjut Nana, penyelenggaraan Pilkada 2024 yang akan dilaksanakan pada November 2024 mendatang. Pada pemilu 2024 lalu, Banjarnegara cukup kondusif dan harus dipertahankan.
"Tantangan lain adalah cuaca ekstrem. Saat ini kita akan masuk musim kemarau sehingga perlu antisipasi, langkah mitigasi dan kontijensi. Itu harus dipersiapkan," pesannya.
Editor : Ahmad Antoni