get app
inews
Aa Read Next : Usir Rasa Bosan Tunggu Antre Tampil, Peserta Audisi Indonesian Idol di Semarang Nyanyi Bersama

Wali Kota Semarang Hadiri Panen Padi Organik di Tambangan Mijen

Jum'at, 31 Mei 2024 | 13:14 WIB
header img
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu menghadiri panen padi organik di Kelurahan Tambangan, Kecamatan Mijen. (iNews / Mualim)

SEMARANG, iNewsSemarang.id - Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, menghadiri acara panen padi organik di area kebun bibit Dinas Pertanian, Kelurahan Tambangan, Kecamatan Mijen, pada Jumat pagi, 31 Mei 2024.

"Hari ini kami, Pemkot Semarang, bersama BRIN, petani milenial, dan PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia), serta Putri Sakti, mulai mengenalkan pertanian modern kepada anak-anak sekolah," ujar Mbak Ita, sapaan akrab Wali Kota Semarang, usai acara.

Ia menjelaskan bahwa padi organik jenis Inpari 32 tersebut ditanam di lahan Balai Benih Pertanian Pemkot Semarang seluas 8000 meter persegi oleh Kelompok Tani Sumber Rezeki.

"Kami berharap area ini akan menjadi salah satu destinasi pertanian yang didukung oleh BRIN, dan nantinya juga akan ada museum pertanian. Saya sudah meminta agar sawah ini dipercantik sehingga bisa menarik wisatawan dan menjadi Instagramable, karena anak-anak muda sekarang menyukai hal-hal seperti itu," tambah Mbak Ita.

Mbak Ita juga mengungkapkan bahwa lahan tersebut akan dilengkapi dengan museum pertanian dan kafe, sehingga dapat menjadi destinasi agrowisata.

"Selain itu, kami juga ingin memberikan edukasi tentang pertanian. Saya meminta agar area yang belum tersentuh, seperti di sebelah kiri ini, dijadikan lahan parkir agar pengunjung tidak kesulitan mencari tempat parkir. Kami juga berencana membuka kafe di depan, memanfaatkan ternak yang ada di sini untuk memproduksi dan menjual susu, serta memberikan pengalaman kepada anak-anak tentang cara memeras susu dan memberi makan ternak. Semuanya ini dapat menjadi bagian dari wisata pertanian," jelasnya.

Mbak Ita mengajak generasi muda untuk ikut serta dalam regenerasi pertanian, karena ketahanan pangan sangat penting bagi kehidupan bangsa.

"Anak-anak tadi belum pernah memanen padi, jadi kami harus mengajari mereka cara memanen. Mereka senang karena selama ini kurang mendapatkan edukasi seperti itu. Oleh karena itu, saya mendorong Dinas Pendidikan untuk lebih fokus pada Merdeka Belajar yang terkait dengan pertanian perkotaan, karena kita berada di perkotaan dan harus menyesuaikan dengan kondisi alam yang ada di Semarang," tutup Mbak Ita.

Peneliti Ahli Utama Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), Dr. Tri Martini Patria yang hadir dalam acara tersebut menjelaskan bahwa padi organik yang dipanen menggunakan pupuk organik berbahan limbah ternak dan tanaman.

"Pupuk organik itu sebenarnya ada dua jenis, yaitu pupuk organik hayati dari limbah ternak dan pupuk hayati dari limbah tanaman. Misalnya, jika kita memiliki 7 ekor sapi, kotoran ternak tersebut belum menjadi pupuk; itu baru limbah ternak atau limbah kandang yang harus diolah menjadi pupuk organik melalui proses tertentu. Selain itu, pupuk hayati juga bisa berasal dari limbah tanaman, seperti jerami padi yang dulu dikenal sebagai pupuk hijau. Namun, generasi sekarang mungkin tidak memahami hal ini, sehingga edukasi mengenai hal ini perlu diberikan," jelasnya.

Editor : Maulana Salman

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut