PEKALONGAN, iNewsSemarang.id – Perubahan iklim kian nyata dihadapi masyarakat Kota Pekalongan, tak terkecuali generasi mudanya. Mereka kini turut merasakan langsung dampak perubahan iklim seperti banjir rob akibat naiknya permukaan air laut.
Karena itu penting bagi generasi muda Kota Pekalongan untuk memiliki kesadaran dan pengetahuan untuk menghadapi perubahan iklim.
Untuk itu KEMITRAAN lewat dukungan Adaptation Fund bersama Pemkot Pekalongan menyelenggarakan Youth Competition Kota Pekalongan 2024.
Acara ini adalah rangkaian kompetisi adu kreativitas dengan tema perubahan iklim. Kompetisi ini meliputi lomba creative content, desain poster, karya tulis, dan stand up comedy. Acara yang sudah diselenggarakan untuk ketiga kalinya ini berlangsung pada 2-7 Agustus 2024 di Kota Pekalongan dan diikuti 155 peserta.
Harapannya, isu perubahan iklim yang terkesan rumit dan jauh dari anak muda bisa dibumikan dan menjadi pembahasan sehari-hari. Mereka lantas diajak menumpahkan keresahan serta menyuarakan kepeduliannya atas perubahan iklim yang terjadi di Kota Batik lewat karya-karyanya.
Dalam lomba desain poster dan creative content, problem pengolahan sampah dan penggunaan plastik sekali pakai turut disinggung. Ada pula peserta yang menjadikan banjir rob sebagai materi stand up comedy lantaran kampusnya sering kebanjiran.
Dengan menjadikan perubahan iklim sebagai obrolan sehari-hari, diharapkan kepedulian anak muda Kota Pekalongan terhadap lingkungan pun meningkat. Mereka diharapkan menjadi agen perubahan di kotanya untuk mengurangi dampak perubahan iklim lewat aksi nyata. Di antaranya seperti mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, aktif memilah dan mendaur ulang sampah, atau bahkan ikut serta dalam penanaman mangrove untuk meminimalisasi efek banjir rob.
Hal itu sejalan dengan tujuan program Adaptation Fund yang dijalankan KEMITRAAN di Kota Pekalongan, yakni untuk meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap perubahan iklim. Sebab, pelibatan anak muda sangat penting untuk menjaga keberlanjutan upaya adaptasi terhadap perubahan iklim.
Hal senada disampaikan oleh Sekretaris Daerah Kota Pekalongan Nur Priyantomo dalam sambutannya di puncak acara Youth Competition Kota Pekalongan 2024 di Hotel Santika, Kota Pekalongan, Rabu (7/8/2024). Ia mengatakan peran anak muda sangat vital dalam membangun ketahanan terhadap perubahan iklim.
“Ini adalah bukti nyata kita memberdayakan generasi muda berperan aktif dalam menghadapi perubahan iklim. Saya yakin dengan pengetahuan yang kalian (anak muda) miliki, bisa menjadi agen perubahan bagi masyarakat,” ujar Priyantomo.
Ia pun berharap para peserta Youth Competition Kota Pekalongan 2024 dapat menjadi perpanjangan tangan Pemkot Pekalongan dalam menyadarkan warga untuk menjaga lingkungan. Dengan demikian warga Kota Pekalongan mampu bertransformasi menjadi masyarakat tanggap perubahan iklim.
Direktur Program KEMITRAAN Eka Melisa mengatakan pihaknya terus berkomitmen untuk mendukung Kota Pekalongan dalam beradaptasi di tengah perubahan iklim. Karenanya, KEMITRAAN selalu melibatkan Pemkot Pekalongan dan masyarakat dalam setiap aksi ketahanan iklim.
“Kalian semua adalah pemenang karena kalian telah berani menuangkan kreativitas dalam membantu menyuarakan pentingnya penanganan perubahan iklim,” ujar Eka.
Untuk diketahui, program Adaptation Fund di Kota Pekalongan telah berlangsung sejak 2021. Dalam perjalanannya, KEMITRAAN bersama Pemkot Pekalongan telah melakukan sejumlah upaya dalam mengatasi perubahan iklim seperti penanaman mangrove untuk mengurangi risiko peningkatan permukaan air laut. KEMITRAAN juga telah membantu pengadaan fasilitas dan sistem urban farming bagi para petani yang kehilangan lahannya akibat terendam rob.
Selain itu dalam program Adaptation Fund di Kota Pekalongan, KEMITRAAN juga aktif melibatkan masyarakat. Di 8 kelurahan yang terdampak rob, KEMITRAAN melibatkan warganya untuk menjalankan program adaptasi perubahan iklim seperti penanaman mangrove dan urban farming. KEMITRAAN juga aktif melibatkan anak muda Kota Pekalongan dalam aksi-aksi ketahanan iklim untuk membangun kesadaran menjaga lingkungan.
Editor : Ahmad Antoni