SEMARANG, iNewsSemarang.id - Unjuk rasa mengawal UU Pilkada di Kota Semarang masih terjadi. Kali ini ada pemandangan berbeda dalam demo yang digelar di depan gerbang pintu DPRD Jateng, Jalan Pahlawan, Jumat (23/8).
Ada ratusan siswa diduga dari sejumlah sekolah menengah kejuruan (SMK) di Kota Semarang ikut bergabung dalam barisan aktivis yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).
Saat massa HMI dberkumpul di bundaran Jalan Pahlawan, datang konvoi siswa SMK berseragam cokelat (Pramuka) melintas mengendara motor.
Oleh aparat kepolisian, mereka dihalau masuk ke Jalan Imam Bardjo. Namun berusaha kembali masuk ke jalan Pahlawan untuk bergabung dengan mahasiswa.
Ada dua kelompok massa berseragam sekolah ini, sebagian di Jalan Imam Bardjo depan gedung BI, dan sebagian lain di Jalan Erlangga belakang kantor Pos.
Upaya ini diadang oleh aparat kepolisian. Sejumlah personel intelpam Polrestabes Semarang, yang mengatakan bahwa mereka masih di awah umur dan belum diperbolehkan secara undang-undang untuk ikut melakukan aksi unjuk rasa.
Sempat terjadi kericuhan dan sedikit baku hantam antara siswa berseragam sekolah dengan aparat Intel. Namun kericuhan ini segera bisa diredam.
Namun sejumlah aktivis HMI berusaha melakukan negosiasi dengan aparat kepolisian, agar anak-anak berseragam sekolah ini diperbolehkan ikut bergabung.
Negosiasi sempat alot. Awalnya aparat kepolisian menolak keterlibatan anak-anak berseragam sekolah tersebut.
Namun setelah aktivis HMI memberikan jaminan kepada aparat kepolisian, bahwa mereka tidak akan melakukan praktik anarkis, massa berseragam sekolah ini diperbolehkan bergabung hingga mereka bersama-sama melakukan aksi orasi di gerbang depan gedung DPRD Jateng.
Beberapa kali aksi di depan gedung DPRD jalan Pahlawan ini nyaris ricuh karena ulah anak-anak berseragam sekolah. Provokasi terjadi sesekali dengan lemparan botol mineral ke arah aparat keamanan.
Editor : Ahmad Antoni