get app
inews
Aa Read Next : Kisah Rumah di Kampung Bugen Semarang, Saksi Bisu Pembantaian 74 Pejuang oleh Belanda

Kisah Mualaf Yohanes, Dulu Benci Ajaran Islam Kini Bangun Rumah Penghafal Alquran

Jum'at, 30 Agustus 2024 | 15:15 WIB
header img
Kisah mualaf Yohanes atau Pak Yo. (tangkapan layar kanal YouTube Ngaji Cerdas)

JAKARTA, iNewsSemarang.id - Kisah mualaf Yohanes atau akrab disapa Pak Yo ini penuh inspirasi. Dulu dia sempat membenci ajaran agama Islam, kini membangun rumah penghafal Alquran

Sebelum mantap menjadi mualaf, Pak Yo merupakan pemuka agama yang kerap memurtadkan orang. 

Dia bercerita setelah 90 hari masuk Islam, dirinya belajar banyak tentang adab-adab dari segala aspek kehidupan. Salah satunya adab ketika makan dan minum menggunakan tangan kanan serta tidak boleh berdiri.

"Saya pernah beli minuman kesukaan saya, kemudian saya buka, saya minum pakai tangan kiri, terus ditepis sampai jatuh. Terus diperingatkan sama seseorang disuruh pakai tangan kanan. Saya bilang, 'Saya akan minum pakai tangan kanan tapi tolong belikan minuman saya yang tadi jatuh'," ungkap Pak Yo seperti dilansir kanal YouTube Ngaji Cerdas.

Selain itu, dia juga belajar banyak tentang keteladan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam, terutama mengenai kepemimpinan atau leadership. Menurut dia dari situ ada unsur akidah dan syariat yang membuatnya makin memahami. 

"Saya juga belajar tentang sholat, karena saya sering gagal paham, apalagi saat keluar kota. Enggak tahu apa itu jamak atau apa itu qashar. Saya bersyukur punya banyak teman dan bisa memberikan saya ilmu tentang itu," ujarnya.

Dia mengatakan ketika masuk Islam dirinya berkomitmen berdakwah meski dengan keterbatasan ilmu yang dimiliki. Bahkan saat ini dia mempunyai sebuah rumah bernama Griya Basyiran di Kadirejo, Semarang, Jawa Tengah.

Dia menceritakan saat resmi menjadi mualaf di hari ketujuh, dai mengajak komunitas pembina mualaf untuk berkeliling ke tempat di mana dulu saat menjadi pemuka agama dia memurtadkan orang dengan metode belajar. 

Kemudian setelah menjadi mualaf, ia ingin berdakwah dengan ilmu yang dimiliki. "Ketika hari ini ada orang-orang yang memurtadkan orang, saya tidak akan tinggal diam. Untuk itulah saya bangun Griya Mubasyiran," katanya.

"(Selama) 90 hari ini saya buat griya ini ada Tahfidz Quran, bimbingan belajar gratis, Islamic Center, character building, dan pemberdayaan umat. Saya dedikasikan untuk umat agar umat tidak terjebak dari orang-orang yang ingin memurtadakan mereka," ungkapnya.

Di Griya Basyiran itu Pak Yo memfasilitasi masyarakat yang ingin belajar Alquran dan pengetahuan umum. Menurut dia, pengetahuan umum juga dibutuhkan untuk mereka mencapai cita-cita yang diinginkan.

"Bimbingan belajar ini gratis, pelajarannya ada umum dan agama. Gurunya benar-benar kita ambil dari guru di sekolah. Kita buka dari jam 2 sampai jam 5 sore. Bimbel ini dapat dipertanggungjawabkan untuk anak-anak kita," katanya. 

Griya Mubasyiran sendiri memiliki arti rumah yang memberikan kabar baik. Di dalamnya juga ada Islamic character building. Menurut Pak Yo, tanpa disadari banyak orang pintar tapi karena tidak punya karakter jadi kehidupannya tidak diharapkan. "Kita bangun karakter berdasarkan ajaran Islam," ucapnya lagi.

Tidak hanya itu, ada pula bagi masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan dan keahlian, tempat itu menghadirkan beberapa keahlian sehingga masyarakat setempat bisa belajar. Mulai dari membuat bakso, mi ayam, fried chicken, menjahit, dan merias. Bagi yang berminat bisa datang tanpa dipungut biaya.

"Menurut saya, Islam tidak sulit dan tidak menyulitkan. Semoga bisa menyemangati kita," ujarnya.
 

Editor : Ahmad Antoni

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut