SEMARANG, iNewsSemarang.id - Isu bakal terjadinya megathrust atau gempa yang dahsyat di selatan pulau Jawa membuat semua pihak meningkatkan kewaspadaan. Gempa besar yang tidak dapat diprediksi kapan terjadinya tersebut diduga dampaknya akan menyebabkan banyak kerusakan yang dapat menimbulkan jatuhnya korban jiwa.
Guna mengantisipasi hal tersebut, Kantor Pencarian dan Pertolongan Semarang berkolaborasi bersama Forum Koordinasi Potensi Pencarian dan Pertolongan atau FKP3 Semarang Raya menggelar latihan SAR Kesiapsiagaan dalam menghadapi Megathrust.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Semarang, Budiono mengatakan bahwa latihan yang digelar merupakan bentuk Kantor Pencarian dan Pertolongan Semarang membangun dan mengembangkan sumber daya yang dimiliki baik prosedur kerja, sarana prasarana, masyarakat dan potensi SAR serta SDM yang handal dan kompeten dalam memberikan pelayanan jasa SAR yang optimal.
"Dengan adanya latihan ini diharapkan Kantor SAR Semarang beserta Potensi SAR dapat lebih siap dalam mengantisipasi megathrust sehingga bisa meminimalkan jumlah korban jika bencana itu benar-benar terjadi,” kata Budiono, Sabtu (19/10).
Latihan yang digelar pada tanggal 18 hingga 20 Oktober ini diikuti sebanyak 58 peserta yang terdiri dari personel Kantor Pencarian dan Pertolongan Semarang serta anggota FKP3 yang terdiri atas beberapa organisasi Potensi SAR yang berada di wilayah Semarang Raya.
Latihan ini lebih menitikberatkan pada penanganan pertolongan pasca terjadinya gempa megathrust seperti evakuasi pada korban bangunan runtuh (CSSR/Collapse Structure Search and Rescue), pertolongan korban di area sempit (CSR/Confined Space Rescue), penanganan korban didalam kendaraan yang terdampak bangunan runtuh (VAR/Vehicle Accident Rescue) serta penanganan medis pra rumah sakit.
"Pesan Saya kepada para peserta, agar dapat belajar dan menyerap semua materi yang diberikan instruktur, dan utamakan keselamatan dan keamanan dalam praktik dilapangan karena latihan ini akan menguras energi. Hindari sikap percaya diri berlebihan atau keragu-raguan dal praktik yang beresiko ini,” pesannya.
Editor : Ahmad Antoni