JAKARTA, iNewsSemarang.id - Kisah wanita cantik yang berhasil lepas dari kehidupan abnormal yang dialaminya usai menjadi mualaf atau masuk agama islam menarik untuk diulas. Pasalnya, perempuan yang sebut saja Maryam itu sempat menjalani kehidupan yang kurang masuk akal karena diikuti oleh perewangan.
Dirinya dipercaya mendapat anugerah dari Tuhan bisa menyembuhkan orang sakit. Bahkan orang yang tadinya sampai tidak bisa berjalan, tiba-tiba bisa kembali berjalan karena "diobati" olehnya.
Prewangan, istilah yang selalu disebutkan oleh wanita cantik yang akhirnya menjadi masuk Islam ini. Saat masih non-Muslim, ia menyebut prewangan itu dianugerahkan oleh Tuhan kepadanya sebagai perantara untuk menyembuhkan orang lain.
Menurut keyakinannya terdahulu, seseorang yang dianugerahi prewangan itulah yang benar-benar dapat menjadi perantara unfuk menyembuhkan orang.
"Dulu sebelum saya menjadi seorang mualaf itu saya bisa mengobati orang. Karena saya mendapatkan anugerah. Karena menurut keyakinan saya yang dulu, kalau bisa ngobatin orang itu hanya seseorang yang betul-betul mendapatkan anugerah. Pada waktu itu memang saya itu mempunyai prewangan," ujarnya.
Dirinya pun menjelaskan seperti apa prewangan yang dimaksud. "Jadi prewangan itu yang mau ikut saya, dan prewangan itu yang bisa mengobati orang, bukan saya. Jadi saya itu hanya sebagai perantara saja."
Cara kerja "prewangan" pun sempat dijelaskannya secara detail. Dengan prewangan yang dimilikinya itu, orang secara kasat mata akan melihat bahwa dialah yang bisa mengobati, padahal ia hanya perantara.
"Jadi orang datang ke tempat saya. Walaupun dalam keadaan apa pun, sakit, dibopong, apa pun itu, pulang mereka langsung sembuh. Walaupun hanya dengan selembar daun sirih atau apa."
"Jadi seolah-olah orang itu melihat tangan saya yang ngobatin. Padahal tangan saya ditumpangi oleh prewangan itu tadi. Jadi bukan saya yang mengobati. Orang enggak tahu, tapi saya tahu."
Ketika ia memutuskan masuk Islam, prewangan itu dihapuskan dalam dirinya karena meskipun terlihat baik, bisa menolong orang yang sakit, dirinya mengaku tidak tenang hidup dengan beban prewangan yang terus mengikutinya.
"Setelah saya memutuskan menjadi seorang mualaf, saya minta di-ruqyah. Saya tidak mau diikuti oleh perewangan-perewangan apa pun karena sebaik-baiknya prewangan itu masih seburuk-buruknya manusia, itu kalau menurut saya."
"Jadi lebih baik saya menjadi saya yang sekarang ini, yang tidak bisa mengobati orang. Saya mending hidup tenang daripada saya diikuti seperti begituan. Walaupun saya intinya menolong orang, tapi saya tidak mau," pungkasnya.
Allahu a'lam bissawab. (Arni Sulistiyowati)
Editor : Maulana Salman