SEMARANG, iNewsSemarang.id - Guna memperkuat kesiapan dan keterampilan relawan dalam menghadapi bencana, PMI Kota Semarang menggelar Pelatihan Satuan Siaga Penanggulangan Bencana (Satgana) di Markas Brimob Simongan, Jalan Kumudasmoro, Gisikdrono, Semarang Barat. Pelatihan yang berlangsung selama empat hari, mulai 31 Oktober hingga 3 November 2024, diikuti oleh 24 peserta dari unsur Korp Sukarela PMI.
Ketua PMI Kota Semarang, dr. Awal Prasetyo, menegaskan pentingnya pelatihan ini sebagai upaya mempersiapkan relawan yang kompeten dan sigap dalam merespons bencana.
"Relawan PMI harus berpegang teguh pada prinsip kemanusiaan dalam setiap tindakan. Kami menekankan pentingnya pemahaman aspek fisik, mental, dan sosial baik pada relawan maupun korban bencana," ujarnya usai upacara pembukaan pelatihan Satgana di Brimob Simongan, Kamis (31/10/2024).
Dalam pelatihan ini, peserta diajarkan empat aspek penting untuk menghadapi bencana: fisik, mental, sosial, dan koneksi antar individu.
Menurut dr. Awal, relawan harus memiliki stamina yang baik dengan cukup istirahat, asupan nutrisi memadai, serta aktivitas fisik yang terjaga.
"Istirahat, nutrisi, latihan fisik, dan ikatan emosional penting bagi relawan maupun korban agar semangat tetap terjaga," tambahnya.
Selain itu, aspek mental dan sosial juga menjadi perhatian utama dalam pelatihan ini. Trauma yang dialami korban dan kondisi mental relawan harus diatasi dengan pendekatan yang tepat.
"Kebutuhan sosial seperti interaksi antar relawan, relawan dengan korban, serta dengan pemangku kepentingan lainnya adalah hal yang sangat penting dalam penanganan bencana," jelas dr. Awal.
Ketua Panitia Pelatihan Satgana, Rizwan Rizka, menjelaskan bahwa materi pelatihan mencakup berbagai aspek yang esensial dalam penanggulangan bencana.
Hari pertama hingga keempat, kata Rizwan, peserta akan mendapat materi langsung dari berbagai pihak, seperti Brimob, BPBD Kota Semarang, Basarnas, dan PMI.
Materi yang dibahas dalam pelatihan tersebut antara lain Code of Conduct PMI, pengelolaan stres, proteksi gender dan inklusi, komunikasi radio dari ORARI, dan lain-lain.
Selain pembekalan materi di kelas, para peserta juga akan menjalani simulasi lapangan selama dua hari terakhir pelatihan.
Dalam simulasi ini, mereka dihadapkan pada berbagai skenario bencana untuk menguji keterampilan manajemen tanggap darurat yang telah dipelajari.
"Simulasi ini akan melibatkan praktik lapangan seperti manajemen posko, evakuasi korban, serta pengelolaan logistik dan shelter. Peserta diwajibkan untuk menginap di lokasi pelatihan untuk merasakan situasi darurat yang sesungguhnya," tambah Rizwan.
Dari total peserta yang mengikuti seleksi, 24 relawan terpilih untuk mengikuti pelatihan ini setelah melalui proses penjaringan dan seleksi.
"Ini adalah bagian dari strategi PMI Kota Semarang dalam memperkuat kesiapsiagaan masyarakat menghadapi bencana," ujar Rizwan.
Pelatihan Satgana PMI Kota Semarang diharapkan dapat memperkuat kemampuan relawan dalam penanganan bencana, mulai dari aspek kesiapan fisik, psikologis, hingga keterampilan teknis di lapangan.
Editor : Maulana Salman