Erick menjelaskan alasan mengapa evaluasi untuk Timnas Indonesia baru digencarkan setelah kekalahan dari Jepang. Mantan presiden Inter Milan itu mengatakan tim besar seperti Jepang harus menjadi refleksi bagi Indonesia.
"Ya gini, Jepang tim terkuat justru kita mesti evaluasi ketika kita saat (bertemu) tim terkuat, di mana posisi kita menundukkan diri kita. Kalau kita mau ke depan continue ranking 9 terbaik Asia, ya itu kan bisa lihat ranking ada Jepang, ada Iran. Kalau saya melihat Indonesia pantas di top 9 Asia," jelas Erick.
"Tapi ini dengan jangka waktu yang cukup gitu. Artinya kalau kita ranking 9 ya kita harus mengukur juga kekuatan-kekuatan. Ya tadi, kualitas pemain kita ini sama pelatih Jepang juga sudah dipuji kualitasnya sudah standar, ini ada pemain yang main di Liga Champions, ada pemain yang Liga 1," ujar ET.
"Saya rasa tidak banyak negara di Asia punya pemain seperti kita juga sekarang selain Jepang, selain mungkin Korea. Saya rasa kalau hitung-hitungan paling banyak main di Liga Eropa dibandingkan China Dibandingkan beberapa negara Middle East, Qatar, UAE, kayaknya kita cukup banyak. Jadi artinya kualitas kita sudah naik," kata pria 54 tahun itu.
Walau begitu, Erick mengaku tak bisa memutuskan nasib Shin Tae-yong dalam waktu dekat. Dia kembali menegaskan akan menunggu hasil pertandingan melawan Arab Saudi.
"Saya tidak bisa komen seperti itu (ganti pelatih jika kalah lagi), karena kita melihat tadi setelah game Saudi baru ada evaluasi," ucapnya.
Editor : Ahmad Antoni