Selain itu, kata Dwikorita, gelombang laut mencapai ketinggian 1,25 hingga 2,5 meter berpotensi terjadi di wilayah Samudera Hindia Selatan Bali hingga Nusa Tenggara Timur. Kemudian gelombang dengan ketinggian 2,5 hingga 4 meter juga berpotensi terjadi di perairan Bengkulu hingga Enggano, juga perairan Barat Lampung.
“Kemudian Samudera Hindia Barat Bengkulu hingga Lampung juga berpotensi terjadi di Selat Sunda bagian Barat dan Selatan, serta di perairan Selatan Banten, perairan Garut hingga Pangandaran, dan Samudera Hindia selatan Banten hingga Jawa Timur,” ujarnya.
Berdasarkan analisis BMKG, kata Dwikorita, Bibit Siklon 91S ini juga berakibat pada kecepatan angin.
“Jadi Bibit Siklon ini memiliki kecepatan angin di pusat sistemnya, jadi di pusat pusarannya, kecepatan anginnya hingga 15 knot atau 28 km per jam dan menimbulkan dampak berupa angin permukaan, jadi angin permukaan itu di mana kita berada ini ya, yang dekat permukaan.”
Maka dari itu, Dwikorita mengimbau pada seluruh masyarakat agar waspada dan berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem, terutama hujan lebat disertai kilat atau petir, angin kencang, termasuk puting beliung dan hujan es.
“Selain itu, dampak yang dapat ditimbulkan seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan air, kemudian angin kencang, tadi puting beliung, serta pohon tumbang atau tegakan-tegakan tumbang dan jalan licin akibat Bibit Siklon tersebut, diprediksi dapat terjadi,” ujarnya.
Editor : Ahmad Antoni