SEMARANG, iNewsSemarang.id – PSIS Semarang gagal mengamankan tiga poin usai kalah 1-3 dari Malut United pada laga pekan ke-15 Liga 1 2024/25 di Stadion Jatidiri, Minggu (22/12/2024) sore. Kekalahan PSIS pun menjadi sorotan tajam suporternya.
Suporter PSIS yang berada di tribun timur sisi selatan sepanjang pertandingan meneriakkan umpatan-umpatan kekecewaan atas manajemen yang dinilai gagal meningkatkan performa tim Mahesa Jenar.
Mereka juga membentangkan sejumlah spanduk bernada protes terhadap CEO PSIS Yoyok Sukawi. Spanduk-spanduk itu diantaranya bertuliskan “ Tinggalkan daripada Memalukan, YS Out, Pemaine Grade A Apus-apusan”.
Jelang pertandingan berakhir, para suporter menyalakan flare. Sementara di luar lapangan, Panser Biru menggelar aksi menuntut manajemen secepatnya merespons sejumlah tuntutan yang diajukan mereka.
sebelumnya, melalui surat balasan resmi tertanggal 15 Desember 2024, dengan nomor surat 168/PSIS-MJS/XII/2024, manajemen yang diwakili oleh CEO PSIS A.S Sukawijaya (Yoyok Sukawi) menegaskan komitmen mereka dalam membangun tim yang profesional dan transparan, sekaligus membantah beberapa tudingan yang berkembang di kalangan suporter.
Manajemen PSIS menekankan bahwa perombakan pemain selalu dilakukan pada jeda transfer kompetisi putaran kedua. Proses ini merupakan evaluasi rutin untuk meningkatkan performa tim sesuai kebutuhan yang diajukan oleh pelatih.
“Manajemen tidak pernah melakukan perombakan berdasarkan like and dislike, tetapi sepenuhnya diserahkan kepada pelatih yang memiliki kewenangan dalam memilih dan mengganti pemain,” jelasnya.
Menjawab tudingan intervensi dalam pemilihan pemain, manajemen PSIS menegaskan bahwa proses seleksi pemain, baik lokal maupun asing, dilakukan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP).
“Permintaan seleksi, perekrutan, dan pelepasan pemain selalu diawali dengan permohonan tertulis dari tim pelatih. Isu intervensi adalah fitnah keji yang tidak berdasar,” tegasnya.
Pernyataan ini menegaskan bahwa PSIS bertindak profesional dalam setiap aspek operasional klub. Manajemen menyoroti keberhasilan PSIS Semarang dalam memperoleh lisensi klub profesional dari AFC pada tahun 2024 untuk pertama kalinya dalam sejarah klub. Pencapaian ini menjadi bukti nyata bahwa manajemen serius dalam membenahi kondisi internal tim.
“PSIS selalu berpegang teguh pada kontrak kerja yang berlaku antara klub, pemain, pelatih, dan ofisial. Perjanjian ini dilindungi hukum FIFA dan PSSI, sehingga setiap permasalahan diselesaikan melalui jalur resmi, seperti NDRC dan portal hukum FIFA,” ungkap manajemen.
Menjawab tuntutan terkait transparansi dan komunikasi, manajemen memastikan bahwa sarasehan dengan suporter selalu dilakukan pada jeda kompetisi. Sarasehan ini bertujuan untuk menyerap aspirasi dan masukan dari suporter guna perbaikan klub ke depannya.
“Komunikasi dua arah sangat penting bagi kami. Melalui forum ini, masukan dari suporter akan menjadi perhatian serius dalam upaya memperbaiki performa tim,” tulis Yoyok.
Dalam surat balasan ini, manajemen PSIS menegaskan bahwa mereka selalu bertindak profesional, transparan, dan berkomitmen pada perkembangan tim. Tuduhan intervensi dan ketidakprofesionalan dianggap tidak berdasar dan merugikan citra klub.
“Manajemen bekerja sesuai tugas dan fungsi masing-masing. Kami harap semua pihak dapat memberikan kepercayaan kepada tim untuk membangun PSIS menjadi lebih baik,” ujarnya.
Editor : Ahmad Antoni