SOLO, iNewsSemarang.id – Kisah dermawan datang datang dai Aiptu Galuh Sudarmono, anggota Polresta Surakarta. Dia punya pedoman bahwa menjadi dermawan tidak perlu menunggu kaya dan meringankan beban saudara menjadi kewajiban sesama.
Ya, setiap bulan anggota Polri ini selalu menyisihkan gajinya untuk dibelikan sembako bagi kaum duafa di daerahnya. Ia pun tak segan untuk berkunjung dari satu rumah warga ke rumah warga lainnya setiap hari untuk sekedar bersilaturahmi sekaligus memberikan bantuan sembako.
Aiptu Galuh Sudarmono yang merupakan anggota Bhabinkamtibmas Kerten Polsek Laweyan Polresta Surakarta usai mengikuti apel pagi di Mapolsek Laweyan.
Setelah mendengarkan arahan dari pimpinan, Bhabinkamtibmas Kelurahan Kerten ini lantas mengambil motor dinasnya dari parkiran polsek. Setelah itu, dia lantas memacu sepeda motor dinasnya ke wilayah binaannya wilayah Kerten.
Sampai di lokasi, Aiptu Galuh kemudian memarkirkan kendaraan roda duanya di sebuah rumah sederhana. Dia lantas mengambil kardus yang sebelumnya dia ikat di boncengan sepeda motor dinasnya.
Kardus tersebut kemudian dia serahkan kepada pemilik rumah yang diketahui bernama Tukini. Perempuan paruhbaya ini tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya setelah mendapat paket sembako dari Aiptu Galuh. "Ini sangat berarti bagi saya," ujar Tukini yang baru saja menerima sembako dari Galuh.
Dari lokasi tersebut, Aiptu Galuh kemudian ke rumah warga selanjutnya. Dia memberikan paket sembako ke warga yang dianggap kurang mampu.
Dan kegiatan ini tidak hanya berkala, atau atas perintah pimpinan, namun memang rutin dia lakukan sejak lama. Untuk membeli paket sembako, dia mengambil gaji bulanan. Aiptu Galuh mengatakan bahwa dirinya sudah melakukan kegiatan ini sejak lima tahun terakhir.
"Kegiatan bagi-bagi sembako ini sudah saya lakukan sejak tahun 2019. Saat itu saya mendapatkan tugas sebagai bhabinkamtibmas kelurahan Kerten," kata Aiptu Galuh, Rabu (15/1/2025).
"Saat dapat mandat di sini (Kerten), saya langsung sambang ke rumah. Door to door. Ternyata masih banyak warga di Kerten yang ekonominya jauh dari kategori mampu. Sehingga muncul pemikiran bagaimana untuk meringankan beban mereka," ujar dia.
Editor : Ahmad Antoni