Besok, Rizky Billar Suami Lesti Kejora Dipanggil Bareskrim Buntut Saweran Doni Salmanan

JAKARTA, iNewsSemarang.id - Artis Rizky Billar suami penyanyi Lesti Kejora dan Alffy Rev dijadwalkan menjalani pemeriksaan penyidik Bareskrim Polri pada Jumat (18/3/2022). Keduanya dipanggil terkait kasus Doni Salmanan.

"Rencananya penyidik akan melakukan pemanggilan dan pemeriksaan terhadap dua public figure besok tanggal 18 Maret 2022. Inisialnya RB dan AR," kata Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Gatot Repli Handoko, Kamis (17/3/2022).

Baca Juga

Divonis 4 Tahun Penjara, Deretan Aset Mewah Doni Salmanan Dikembalikan

Menurut Gatot, penyidik berkomitmen akan terus menelusuri aliran dana kasus Doni Salmanan.

"Penyidik berkomitmen apabila nantinya memenuhi unsur tindak pidana TPPU, tentunya akan dikenakan pasal yang terkait dengan pasal TPPU," ujar Gatot.

Doni Salmanan telah ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan penipuan lewat platform Quotex.

Baca Juga

Sidang di PN Bale Bandung Ricuh, Hakim Dilempar Tas Korban Trading Doni Salmanan

Rizky Billar suami Lesti Kejora disangkutpaitkan dengan kadus Crazy Rich Bandung diduga karena pernah mendapatkan saweran dari Doni Salmanan sebagai bentuk hadiah resepsi pernikahan berupa uang dolar di dalam amplop cokelat.

Momen pembukaan amplopnya pun diabadikan dalam kanal YouTube mereka, hanya saja Billar dan Lesti tidak menyebutkan secara gamblang jumlah nominal uang dollar tersebut.

Sebelum suami Lesti Kejora, Rizki Billar dan Alffy Rev, penyanyi Rizky Febian anak komedian Sule dan Youtuber Reza Arab telah menjalani Bareskrim Polri sebagai saksi kasus Doni Salmanan.

Baca Juga

Tok! Crazy Rich Doni Salmanan Divonis 4 Tahun Penjara, Jauh Lebih Ringan Dibanding Tuntutan JPU

Doni Salmanan akan dikenakan pasal berlapis yakni Pasal 45 Ayat (1) Juncto Pasal 28 Ayat (1) Undang-Undang ITE dengan ancaman 6 tahun penjara. Kemudian Pasal 378 KUHP dengan ancaman penjara 4 tahun dan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang dengan ancaman 20 tahun penjara.

Editor : Sulhanudin Attar