get app
inews
Aa Text
Read Next : Jalur Pantura Demak-Semarang Tersendat akibat Perbaikan Jembatan Tuntang Buyaran

Rayakan Hari Perempuan Dunia, Model hingga Ibu-ibu Nelayan Peragaan Busana di Desa Timbulsloko

Sabtu, 15 Maret 2025 | 16:02 WIB
header img
Puluhan model, pegiat perempuan hingga ibu-ibu nelayan dan petani tampil luwes berlenggak-lenggok di atas catwalk berupa jembatan kayu dan bambu di Desa Timbulsloko, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Sabtu (15/3/2025). Foto-foto: A.Antoni

DEMAK, iNewsSemarang.id – Puluhan model, pegiat perempuan hingga ibu-ibu nelayan dan petani tampil luwes berlenggak-lenggok di atas catwalk berupa jembatan kayu dan bambu di Desa Timbulsloko, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Sabtu (15/3/2025). Selain peragaan busana, acara diikuti tarian perempuan pesisir. 

Peragaan busana ramah lingkungan ini digagas Komunitas Fesyen Berkelanjutan EMPU, bekerjasama dengan kelompok nelayan, khususnya nelayan perempuan yang tergabung dalam organisasi Puspita Bahari, Barapuan, YLBHI-LBH Semarang dan Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA) dan didukung PPNI dan LBH APIK.

Peragaan busana bertajuk Gerak Budaya dan Karya Ramah Lingkungan untuk Masa Depan Warga pesisir menghadapi krisis Iklim dalam rangka merekognisi upaya dan daya resiliensi warga dalam melakukan adaptasi krisis iklim serta merayakan Hari Perempuan Dunia,

Peragaan busana ini menampilkan 20 karya Komunitas EMPU dan karya fesyen ramah lingkungan dari masyarakat pesisir Omah Petruk. 

“Fesyen yang ramah lingkungan mewakili harapan warga Timbulsloko akan kehidupan yang lebih baik dan upaya bersama untuk memitigasi krisis iklim,” kata Leya Cattleya Soeratman dari Komunitas Fesyen Berkelanjutan EMPU.


.
Dia menjelaskan, peragaan busana ini melibatkan karya artisan dari jejaring Empu yang dihasilkan dari tekstil serat alam yang menggunakan pewarna alam antara lain Patanning.co (Sumba Timur), Zie Batik (Semarang), Moncer Art (Sragen), Mlati Wangi, Semarang, Rhabag Semarang, YC Aurart (Jakarta), Lucy Chan, Swarna Bumi Ecoprint, Nganjuk, Susi Shibori, Sora Shibori, Nine Penenun Lombok Timur, Collabox Creative Hub Semarang, dan karya artisan Omah Petruk, Jepara. 

“Peragaan busana ini merupakan suatu gerak seni budaya untuk mengajak semua pihak, baik pemerintah, sektor swasta dan masyarakat sipil serta warga untuk melakukan refleksi dan membangun komitmen bersama untuk memitigasi dampak krisis iklim dengan bijak, dan melakukan upaya-upaya konkrit, bermakna dan ramah lingkungan agar warga bumi, khususnya di wilayah pesisir memiliki harapan dan masa depan yang lebih baik,” jelas Leya.

Lasmiyah (42) warga Timbulsloko mengaku senang bisa terlibat dalam kegiatan fashion show. Meski merasa kaku, dia mengaku tetap enjoy berlenggak-lenggok di atas catwalk.

“Ya saya senang sekali bisa ikut fesyen. Baru pertama kali ini mengikuti fashion show. Ya merasa aneh kok di desa ada fashion show. Biasanya jebak kok dipacak-pacaki (dirias),” ungkap ibu yang kesehariannya bekerja menjebak naga.

“Dadakan (ikut fesyen), sudah persiapan tapi namanya orang kampung ya tetap kaku,” ujarnya sambil tersenyum.

Editor : Ahmad Antoni

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut