Sejarah dan Perjuangan RA Kartini, Putri Bangsawan yang Menginspirasi Perempuan Indonesia

Dari surat-surat itu, terungkap:
* Pandangan Kartini tentang ketidakadilan gender di masyarakat Jawa.
* Keinginannya untuk memajukan perempuan Indonesia lewat pendidikan.
* Harapannya agar perempuan bisa bebas berpikir, berkarya, dan berpendidikan tinggi seperti laki-laki.
3. Sekolah Perempuan
Meski hidup dalam batasan adat, Kartini sempat mendirikan Sekolah Perempuan di sebelah rumah dinas ayahnya di Jepara, yang kemudian menjadi inspirasi berkembangnya pendidikan perempuan di berbagai wilayah Indonesia.
Setelah menikah dengan Raden Adipati Joyodiningrat, Bupati Rembang, ia tetap berusaha memperjuangkan pendidikan perempuan hingga akhir hayatnya.
4. Wafatnya Kartini
Kartini wafat dalam usia yang sangat muda, yaitu 25 tahun, pada 17 September 1904, beberapa hari setelah melahirkan anak pertamanya. Meski pendek umurnya, warisan pemikirannya tetap hidup.
5. Terbitnya Buku "Habis Gelap Terbitlah Terang"
Setelah Kartini wafat, suami dari sahabatnya, J.H. Abendanon, mengumpulkan surat-surat Kartini dan menerbitkannya pada tahun 1911 dengan judul: "Door Duisternis tot Licht" (yang dalam Bahasa Indonesia dikenal sebagai "Habis Gelap Terbitlah Terang").
Buku tersebut menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang, dan Kartini pun dikenal luas sebagai tokoh pembaharu pemikiran perempuan Indonesia.
6. Penetapan Hari Kartini
Pemerintah Indonesia pada masa Presiden Soekarno, lewat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 108 Tahun 1964, menetapkan:
R.A. Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional Tanggal 21 April sebagai Hari Kartini
Hari Kartini diperingati setiap tahun untuk mengenang semangat dan perjuangan beliau dalam emansipasi perempuan Indonesia.
Editor : Ahmad Antoni