get app
inews
Aa Text
Read Next : 5 Potret Aura Cinta Remaja Viral Debat dengan KDM, Bintang Iklan Pinjol Gaya Elit Ekonomi Sulit

Dukung KDM Kirim Anak Nakal ke Barak Militer, Menteri HAM Ingin Terapkan ke Program Nasional

Jum'at, 09 Mei 2025 | 06:47 WIB
header img
Menteri HAM Natalius Pigai. (Foto: Ari Sandita Murti)

JAKARTA, iNewsSemarang.id - Program pengiriman siswa nakal ke barak militer yang diluncurkan Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi atau yang akrab disapa Kang Dedi Mulyadi (KDM) mendapatkan dukungan dari Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai. Tak berhenti disitu, Menteri HAM juga berencana menerapkan program ini secara nasional jika implementasi di Jabar berhasil. 

"Kami ikut turut serta mendorong, siapa tahu kalau Jawa Barat sukses maka sesuai kewenangan yang dimiliki oleh Kementerian HAM akan menyampaikan Kepada Menteri Pendidikan Nasional untuk mengeluarkan peraturan supaya bisa menjadikan model ini bisa dilaksanakan secara masif di seluruh Indonesia," kata Pigai usai menerima kunjungan Dedi Mulyadi di kantor Kementerian HAM, Jakarta, Kamis (8/5/2025).

Dia berkesimpulan program Dedi Mulyadi bertujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Peserta didik akan mendapatkan pengetahuan, peningkatan keterampilan, dan kualitas mental di barak militer.

"Kalau variabel-variabel ini seirama, senasib, sejiwa dengan hak asasi manusia, berarti gak ada dong, tidak masuk ke wilayah-wilayah yang bertentangan dengan hak asasi manusia. Setelah kami cek ternyata tidak, tidak corporal punishment, jadi ini tidak bertentangan sedikit pun," tutur dia.

Sementara itu, Dedi Mulyadi menyebut bahwa program pengiriman siswa nakal ke barak militer akan dikuatkan melalui peraturan gubernur (pergub). Sejauh ini, kata dia, dasar hukum program tersebut hanya ditegaskan melalui surat edaran.

Dia menjelaskan, bupati atau wali kota yang tidak mematuhi perintah di surat edaran tersebut akan menerima konsekuensi menyangkut anggaran.

Dedi menegaskan program ini juga berdampak baik bagi keselamatan pejabat daerah. Dia membayangkan pelajar nakal tersebut melakukan aksi tawuran di kantor-kantor pemerintah daerah.

"Apakah bupati masih nyaman kalau di depan kantornya banyak orang bawa celurit? Kan nanti mereka yang merasakan. Apakah bupati masih nyaman kalau setiap minggu ada yang masuk rumah sakit yang harus dibiayai karena ditusuk, karena dilempar pakai batu?" kata dia.

(Arni Sulistiyowati) 

Editor : Maulana Salman

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut