Degradasi jadi Kado Pahit Ulang Tahun ke-93 PSIS Semarang

SEMARANG, iNewsSemarang.id – PSIS Semarang hari ini, 18 Mei 2025, genap berusia 93 tahun. Tentu sebuah usia yang sudah sangat matang dan terus tumbuh berkembang.
Namun sayangnya, di momen hari ulang tahunnya, PSIS memberikan kado pahit bagi para pendukung setianya, termasuk dua kelompok suporter Panser Biru dan Snex.
Ya, tim berjuluk Mahesa Jenar ini harus turun kasta ke Liga 2 pada musim 2025-2026. Ironisnya, PSIS Semarang menjadi tim pertama yang dipastikan degradasi pada pekan ke-32 Liga 1 2024-2025 usai Semen Padang menahan 1-1 Persebaya di Stadion Gelora Bung Tomo pada Minggu (11/5) malam.
Hingga pekan 33, Septian David Maulana dan kolega terkunci di dasar klasemen sementara Liga 1 dengan raihan 25 poin. PSIS masih menyisakan satu laga terakhir dengan menjamu Barito Putera di Stadion Jatidiri pada Sabtu, 24 Mei 2025.
Atas kegagalan PSIS bertahan di Liga 1 musim ini, Panser Biru pun menyoroti ‘bobroknya’ manajemen di bawah kepemimpinan Yoyok Sukawi selaku CEO PSIS. Mereka mendesak jajaran manajemen mundur sebagai bentuk tanggungjawab.
“Hari ini dan kemarin banyak beberapa mantan pemain PSIS menyayangkan Tim Kebanggaan Kota Semarang ini Degradasi, Bukti dari mereka masih mencintai Tim berlambang Tugu Muda ini.
Dengan Hormat Untuk mereka yang menempati Jajaran Manajemen Kami berharap kalian Mundur, silahkan berikan kesempatan kepada mereka yang benar-benar serius mengelola Tim ini .
MANAJEMEN BOBROK . PSIS SELAMANYA,” tulis Panser Biru melalui akun Instagramnya @panserbiru2001 yang diunggah, Senin (11/5/2025).
Meski demikian, dukungan dan doa untuk kebangkitan PSIS datang dari para mantan pelatih hingga pemainnya. Mereka berharap PSIS tetap kuat menghadapi ujian berat dan menatap kompetisi musim depan meski turun ke Liga 2.
Imran Nahumarury eks pelatih PSIS yang kini membesut Malut United berharap tim PSIS tetap kuat menghadapi situasi saat ini. “Come back stronger @psisfcofficial #yohisoyoh,” ucapnya dalam akun Instagram @imran_nahumarury dikutip iNewsSemarang, Selasa (13/5/2025).
Dua pemain Malut United yang pernah membela PSIS, Hari Nur Yulianto dan Wahyu Hulk Prasetyo juga memberikan dorongan semangat sekaligus mendoakan tim Mahesa Jenar kembali ke kasta tertinggi sepak bola Indonesia.
“Lekas kembali ke kasta yg tertinggi. Yoh Iso Yoh !” tulis Hari Nur dalam unggahannya di Instagram @hny_22
“Saya bangga pernah membela tim kebanggaan kota semarang dan tim yg membesarkan nama saya di kancah sepakbola indonesia. Tetap semangat buat @psisfcofficial dan teman” semoga terus berprestasi dan bisa kembali ke liga 1 indonesia di tahun berikutnya#yohisoyoh,” kata Wahyu Prast dikutip dari akun @prast_wahyu.
Sementara itu, di HUT ke-93 PSIS mengusung tagline Sinar Asa. Apa artinya? “Sebuah tagline sebagai tema ulang tahun PSIS Semarang ke-93 yang mengangkat nilai dimana di dalam masa sulit sekalipun akan datang sinar yang tetap membawa sebuah harapan. Harapan kembali merayakan dan meraih kembali kejayaan. Sebuah pesan optimisme dimana kala terpuruk dan kelam tetap hadir sebuah semangat memperjuangkan kembali sesuatu yang hilang untuk dikembalikan kemana sebagaimana mestinya. Berjalan ke depan, berjuang dan terus berjuang. Hingga sinarnya terang kembali. Selamat ulang tahun ke-93, PSIS Semarang,” tulis akun resmi Instagram PSIS @psisofficial.
PSIS Semarang diketahui berdiri pada tahun 1932. Pada 7 tahun mendatang, tim berjuluk Mahesa Jenar ini akan berusia 100 tahun. Karena sudah lahir di era pemerintahan Hindia Belanda, PSIS juga memiliki nama berbeda ketika awal terbentuk.
Dilansir dari berbagai sumber diketahui bahwa sebelum resmi berdiri sebagai PSIS, sepak bola di Semarang telah berkembang melalui beberapa klub lokal. Salah satunya adalah UNION, yang didirikan pada 2 Juli 1911 dengan nama Tionghoa Hoa Yoe Hwee Koan.
Selain itu, terdapat klub Hwa Nan Voetbalbond (HNV) dan Tots Ons Doel (TOD), yang kemudian berganti nama menjadi Sport Stal Spieren (SSS). SSS inilah yang menjadi cikal bakal PSIS Semarang.
Setelah terbentuknya PSSI pada 1930, SSS berganti nama menjadi Persatuan Sepakbola Indonesia Semarang (PSIS), yang terdiri dari beberapa tim lokal seperti Romeo, PSKM, dan RDS.
PSIS mencatatkan sejarah gemilang dengan meraih gelar juara pada kompetisi Perserikatan PSSI 1987. Dalam laga final yang penuh tensi, PSIS mengalahkan Persebaya Surabaya dengan skor 1-0 melalui gol tunggal Syaiful Amri. Kesuksesan kembali diraih pada 1999 ketika PSIS menjadi juara Liga Indonesia.
Namun, klub ini sempat terdegradasi ke Divisi Satu pada tahun berikutnya. Meski demikian, PSIS bangkit dengan menjadi juara Divisi Satu pada 2001, memastikan tempat mereka kembali ke kasta tertinggi.
Julukan "Laskar Mahesa Jenar" melekat pada PSIS Semarang, terinspirasi dari tokoh fiksi Mahesa Jenar dalam cerita "Nagasasra dan Sabuk Inten" karya S.H. Mintardja.
Tokoh ini menggambarkan seorang pendekar tangguh dari Kadipaten Pandan Arang, yang kini dikenal sebagai Semarang. Stadion Jatidiri, dengan kapasitas 25.000 penonton, menjadi markas kebanggaan PSIS dan basis bagi para pendukung setia mereka, Panser Biru dan Snex.
Editor : Ahmad Antoni