PSIS Degradasi, Panser Biru: Turun Kasta Bukan Akhir Segalanya, Mahesa Jenar Adalah Harga Diri

SEMARANG, iNewsSemarang.id – Ratusan suporter Panser Biru tetap setia mengawal laga PSIS vs Barito Putera di Stadion Jatidiri Semarang, Sabtu (24/5/2025) sore.
Meski pertandingan digelar tanpa penonton, mereka menggelar aksi damai di luar stadion, tepatnya di depan gerbang pintu timur stadion. Dalam aksinya, ratusan suporter di bawah komando Kepareng Wareng itu menyalakan mercon dan flare sepanjang laga PSIS vs Barito.
Mereka juga melakukan orasi dan membentangkan spanduk desakan kepada manajemen untuk bertanggungjawab atas performa PSIS hingga degradasi ke Liga 2 dan menyelesaikan permasalahan keterlambatan gaji pemain maupun official.
Meski demikian, suporter Panser Biru tetap menegaskan akan terus mengawal PSIS meski turun kasta Liga 2. Menurutnya, Mahesa Jenar-julukan PSIS, merupakan harga diri.
“Turun kasta bukan akhir dari segalanya, perjuangan kita menuntut mundur dan bertanggung jawab atas hasil minor musim ini serta menyuruh manajemen untuk membereskan tunggakan-tunggakan gaji pemain dan official masih akan kita serukan.Mahesa Jenar Adalah Harga diri, PSIS Selamanya,” tulis Panser Biru dalam akun Instagram @panserbiru2001.
Sementara usai menggelar aksi di Jatidiri, ratusan suporter Panser Biru melanjutkan aksi damai dengan konvoi menuju Balai Kota Semarang, Jalan Pemuda. Di depan gerbang Balai Kota, para suporter juga menyalakan flare.
Ketua Divisi Hukum dan Advokasi Panser Biru Nurul Layalia menyatakan bahwa aksi damai yang digelar ini merupakan bentuk mosi tidak percaya terhadap manajemen PSIS.
Dia menilai, PSIS terdegradasi bukan semata karena kegagalan di atas lapangan, namun akibat manajemen yang buruk dan tidak transparan.
“Manajemen tidak serius dalam mengurus tim. Ini bukan soal kalah menang saja, tetapi tentang arah klub yang semakin tidak jelas,” tegas Lia.
Oleh karena itu, Panser Biru secara tegas terus mendesak adanya reformasi total di tubuh manajemen PSIS. Pihaknya juga meminta CEO PSIS Yoyok Sukawi mundur secara terhormat jika masih memiliki rasa tanggung jawab moral.
“Kami tetap cinta PSIS, akan tetapi kami juga berhak kecewa. Klub ini milik publik, bukan segelintir orang. Kalau manajemen tidak berubah, PSIS tidak akan pernah bisa bangkit,” tegasnya.
Editor : Ahmad Antoni