get app
inews
Aa Text
Read Next : Prabowo Sumringah Terima Telepon Donald Trump, Bahas Apa?

Pesawat Pengebom Siluman B-2 AS Terbang ke Pasifik, bakal Serang Iran?

Minggu, 22 Juni 2025 | 08:22 WIB
header img
Enam pesawat pengebom siluman B-2 telah terbang dari Missouri, AS, saat Amerika mempertimbangkan untuk bergabung dalam perang Israel melawan Iran. Foto/Newslooks

WASHINGTON, iNewsSemarang.id – Setidaknya ada enam pesawat pengebom siluman B-2 terbang dari Pangkalan Angkatan Udara Whiteman di Missouri, Amerika Serikat (AS) pada Sabtu waktu setempat. 

Hal ini terjadi pada saat Amerika Serikat mempertimbangkan untuk bergabung dengan Israel dalam perang melawan Iran.

Seorang pejabat Washington mengatakan enam pesawat itu tampaknya sedang dalam perjalanan menuju pangkalan Angkatan Udara Amerika di Guam.

Namun, belum jelas apakah pengerahan pesawat-pesawat tersebut—yang mampu membawa bom "Bunker Buster" GBU-57 untuk menghancurkan situs nuklir Fordo Iran—terkait dengan memanasnya perang Teheran-Tel Aviv.

Melansir laporan Fox News, Minggu (22/6/2025), enam pesawat pengebom B-2 tersebut tampaknya mengisi bahan bakar setelah diluncurkan dari Missouri, yang menunjukkan bahwa mereka diluncurkan tanpa tangki bahan bakar penuh karena muatan berat di dalamnya, yang bisa jadi adalah bom "Bunker Buster".

Setiap unit B-2 dapat membawa dua bom "Bunker Buster" seberat 15 ton—senjata yang hanya dimiliki AS. Para pakar mengatakan bom itu bisa menjadi senjata penting untuk menargetkan situs nuklir Iran yang dijaga paling ketat, yakni Fordow yang berlokasi jauh di bawah tanah di sebuah gunung.

Mark Dubowitz, CEO Foundation for Defense of Democracies, mengatakan kepada Fox News Digital: "Menghancurkan [Fordow] dari udara adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan AS."

Menurut Jonathan Ruhe, Direktur Kebijakan Luar Negeri untuk JINSA, bom "Bunker Buster" dirancang untuk menggunakan gaya gravitasi guna menembus campuran tanah, batu, dan beton sebelum bom itu sendiri meledak di bawah tanah.

"Ledakan yang terjadi dapat menghancurkan target sepenuhnya atau meruntuhkan struktur di sekitar target tanpa harus melenyapkannya," jelasnya.

Namun, Presiden AS Donald Trump ragu bom GBU-57 mampu menjangkau situs nuklir Fordo sehingga dia belum memutuskan untuk menyerangnya. Keraguan Trump itu diungkap sumber-sumber pemerintah Washington yang mengetahui masalah tersebut.

Trump, yang mengatakan bahwa dia akan membuat keputusan mengenai keterlibatan AS dalam perang Israel-Iran, diperkirakan akan kembali ke Gedung Putih pada Sabtu sore waktu Washington.

Dia diperkirakan akan menerima pengarahan intelijen dengan Dewan Keamanan Nasional pada hari Sabtu dan Minggu saat dia mempertimbangkan kemungkinan tindakan terhadap Iran.

Baru-baru ini, Trump tampaknya secara terbuka tidak setuju dengan Direktur Intelijen Nasional Tulsi Gabbard, dengan menyatakan bahwa Gabbard salah ketika bersaksi pada bulan Maret bahwa tidak ada bukti Iran sedang membangun senjata nuklir.

Gabbard kemudian menanggapi kontroversi tersebut, dengan mengatakan: "Media yang tidak jujur sengaja mengambil kesaksian saya di luar konteks dan menyebarkan berita palsu sebagai cara untuk menciptakan perpecahan."

"Amerika memiliki informasi intelijen bahwa Iran sudah berada pada titik yang memungkinkannya memproduksi senjata nuklir dalam beberapa minggu hingga bulan, jika mereka memutuskan untuk menyelesaikan perakitan. Presiden Trump telah menegaskan bahwa itu tidak mungkin terjadi, dan saya setuju," tulis Gabbard dalam unggahannya di X.

Meskipun AS belum mengambil tindakan langsung dalam perang Iran-Israel, Departemen Luar Negeri-nya pada hari Jumat mengumumkan sanksi terhadap Teheran. Sanksi tersebut dijatuhkan pada delapan entitas dan satu individu atas keterlibatan mereka dalam pengadaan dan pengiriman mesin yang sensitif terhadap proliferasi dari China untuk industri pertahanan Iran.
 

Editor : Ahmad Antoni

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut