Kabar Duka! Legenda Thomas Cup 1970-an Iie Sumirat Meninggal Dunia

BANDUNG, iNewsSemarang.id - Kesedihan mendalam menyelimuti dunia bulu tangkis Tanah Air. Pasalnya, mantan pemain tunggal putra andalan Indonesia yang berjaya di era 1970-an, Iie Sumirat telah meninggal dunia, Selasa, 22 Juli 2025.
Sosok yang dikenal sebagai pahlawan dalam kesuksesan Thomas Cup 1976 dan 1979 ini sempat menjalani perawatan intensif di RS Hermina Bandung usai dilaporkan kehilangan kesadaran beberapa hari sebelumnya.
Sekretaris Umum PB SGS Bandung, Ma’sum Husain, membenarkan kabar tersebut. Selain itu, ucapan duka pun mengalir dari berbagai tokoh, termasuk dari pengurus PBSI.
"Rest in peace. Legenda bulutangkis Bapak Iie Sumirat," tulis Bambang Roedyanto, Kepala Bidang Luar Negeri PBSI, melalui unggahan di media sosial.
Pilar Emas Indonesia di Ajang Thomas Cup
Selama berkarier, Iie Sumirat dikenal sebagai salah satu tunggal putra terbaik yang dimiliki Indonesia. Namanya tercatat sebagai bagian dari skuad yang membawa pulang Piala Thomas pada tahun 1976 dan 1979, dua era kejayaan yang sulit dilupakan pencinta bulutangkis.
Sebagai tunggal utama, ia menjadi benteng kuat yang mengangkat kepercayaan diri tim Garuda dalam kompetisi beregu paling bergengsi di dunia itu.
Tunjukkan Taji Lawan China di Ajang Non-IBF
Salah satu momen legendaris dalam karier Iie Sumirat terjadi di Kejuaraan Invitasi Asia 1976 di Bangkok. Turnamen tersebut istimewa karena menjadi ajang unjuk kekuatan antara pemain Indonesia dan China, yang saat itu belum bergabung dengan badan bulutangkis dunia IBF.
Iie sukses mengalahkan tunggal putra China, Hou Jiachang, di final dan mengantar Indonesia tampil sebagai juara. Kemenangan itu menjadi penanda superioritas Indonesia di kawasan Asia, sekaligus menjadi salah satu pencapaian individu terbaik sepanjang kariernya.
Ukir Sejarah di Kejuaraan Dunia Pertama
Tak hanya di Asia, prestasi Iie juga diakui di level dunia. Pada Kejuaraan Dunia 1977, yang merupakan edisi perdana, ia berhasil menyumbangkan medali perunggu untuk Indonesia. Raihan tersebut menambah daftar panjang kontribusinya bagi Merah Putih.
Kepergian Iie Sumirat menandai akhir dari sebuah era. Sosoknya bukan hanya dihormati karena prestasi, tetapi juga karena dedikasi dan semangatnya dalam membangun bulutangkis nasional.
Selamat jalan, legenda. Namamu akan terus hidup di hati rakyat Indonesia dan generasi penerus olahraga bulutangkis.
Editor : Arni Sulistiyowati