JAKARTA. iNewsSemarang.id - Perusahaan kedai kopi terbesar di dunia, Starbucks Corporation, ternyata mengimpor bahan baku dari Indonesia.
Adapun bahan baku yang diimpor oleh jaringan kedai kopi global asal Amerika Serikat yang berkantor pusat di Seattle, Washington tersebut adalah bahan baku teh.
Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) adalah pihak yang telah melakukan ekspor produk teh PTPN Group ke Seattle, Amerika Serikat (AS).
“Holding Perkebunan Nusantara sukses meningkatkan kinerja ekspor, khususnya komoditi teh ke AS," ujar Direktur Pemasaran Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Dwi Sutoro, Sabtu (2/4/2022).
Holding BUMN tersebut memiliki luas areal teh lebih dari 20 ribu hektare dan produksi teh kering lebih dari 50 ribu ton per tahun. BUMN itu bermitra dengan Starbucks Corporation yang memiliki lebih dari 32 ribu gerai di 79 negara untuk melanjutkan pembelian teh pada 2022. Total nilai perdagangan internasional tersebut mencapai USD496.000.
Penjualan komoditi teh ke Starbucks ini melanjutkan tren pada tahun-tahun sebelumnya.Tahun lalu penjualan ke Starbuck mencapai USD322.000. Berdasarkan data tersebut, Holding Perkebunan Nusantara mampu meningkatkan nilai kontrak penjualan teh sebesar 54% pada tahun 2022.
Starbucks memiliki standar pemenuhan kualitas yang tinggi, khususnya kelolosan uji mikrobiologi, tea tasting, dan keamanan pangan. Kedai kopi dan teh internasional ini mempercayai Laboratorium Eurofins (Eurofins) yang berlokasi di Jerman dalam pengujian teh produksi Holding Perkebunan Nusantara. Hasilnya, produk teh tersebut layak dan memenuhi standar kualitas yang dipersyaratkan.
“Kami telah melakukan pengapalan teh ke pusat Starbucks di Seattle, AS. Pengapalan tersebut dapat terlaksana setelah kami menerima hasil kelayakan dari Eurofins,” ujar Dwi Sutoro.
Beberapa tahun belakangan ini produk teh dari PTPN Group telah mendunia bersama Starbucks. Pencapaian ini tak hanya memperbaiki kinerja bisnis PTPN Group, namun juga memenuhi kebutuhan teh dunia dan menghasilkan devisa bagi negara.
“Kami bersyukur, Starbucks melanjutkan kontrak pembelian teh dengan Holding Perkebunan Nusantara. Sesuai data pemerintah tahun 2021, market share teh asal Indonesia secara global sebesar dua%. Keberhasilan kami mendapatkan buyer dari AS ini, akan menjaga kontribusi subsektor perkebunan terhadap total ekspor, serta melanjutkan tren surplus neraca perdagangan,” kata Dwi Sutoro.
Bersamaan dengan pembelian teh, Starbucks menyerahkan dana senilai Rp377 juta untuk tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dan Holding Perkebunan Nusantara berencana akan mengalokasikan dana tersebut pada program pemberdayaan wanita yang tinggal di sekitar kebun perusahaan.
Holding Perkebunan Nusantara optimistis ekspor komoditas teh kembali menunjukkan peningkatan yang pesat, terlebih karena perusahaan telah mampu memenuhi spesifikasi mutu dan persyaratan yang diminta oleh para buyer di luar negeri, maka ini dapat meningkatkan penetrasi pasar di dunia internasional.
Editor : Miftahul Arief