Fakta-Fakta Kerusuhan Nepal, Gedung Parlemen Dibakar hingga Istri Eks PM Terbakar Hidup-Hidup
KATHMANDU, iNewsSemarang.id – Kerusuhan melanda Nepal menyusul aksi protes larangan 26 aplikasi hingga kasus korupsi. Demo antikorupsi yang sebagian besar dipimpin oleh mahasiswa dan pemuda, melanda negara itu dalam sepekan terakhir.
Pada Senin, polisi menyasar para demonstran yang kembali turun ke jalan untuk menuntut pemerintah mencabut larangan media sosial. Setidaknya 19 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka dalam tindakan keras polisi, menurut berbagai laporan.
Berikut Fakta-Fakta Kerusuhan Nepal yang dirangkum dari berbagai sumber, Kamis (11/9/2025):
1. Menteri Keuangan Dikejar dan Ditendang
Melansir NDTV, sebuah video menunjukkan Menteri Keuangan Nepal, Bishnu Prasad Paudel, 65 tahun, berlari di jalanan Kathmandu yang padat dengan sekelompok besar demonstran yang mengejarnya.
Pada satu titik, seorang demonstran muda melompat dari arah berlawanan dan menendang menteri tersebut, yang kemudian menabrak tembok merah. Paudel segera berdiri dan terus berlari di jalanan.
2. Gedung Parlemen dan Rumah PM Dibakar
Melansir NDTV, di Kathmandu, para demonstran memaksa masuk ke gedung parlemen dan membakarnya, sementara gedung-gedung pemerintah lainnya dan kediaman para pemimpin politik juga menjadi sasaran. Sebuah video merekam para demonstran yang menerobos kompleks parlemen.
Ratusan demonstran terlihat menyerbu ke area tersebut, memanjat tembok dan menerobos barikade keamanan. Asap mengepul dari gedung parlemen utama yang terbakar. Api melahap sebagian bangunan sementara para pengunjuk rasa terus berkumpul, meneriakkan yel-yel dan melambaikan spanduk. Para pengunjuk rasa juga membakar rumah Oli.
3. PM Sharma Oli Mundur usai Rumahnya Dibakar
Perdana Menteri Nepal KP Sharma Oli, yang rumahnya sendiri dibakar, mengundurkan diri pada Selasa ketika protes terhadap larangan media sosial yang hanya berlangsung sebentar semakin keras dan meluas menjadi kritik yang lebih luas terhadap pemerintahannya serta tuduhan korupsi di kalangan elit politik negara Himalaya itu.
4. Mantan Perdana Menteri Diserang
Sebuah video menunjukkan mantan Perdana Menteri Nepal Sher Bahadur Deuba berdarah di wajahnya saat ia dan istrinya, Arzu Rana Deuba, diselamatkan oleh tentara setelah para pengunjuk rasa menerobos masuk ke kediaman mereka di Kathmandu. Rekaman tersebut menunjukkan situasi segera setelah serangan, dengan tanda-tanda penodaan dan kekacauan di dalam dan di luar rumah.
5. Istri Eks PM Jhalanath Khanal Terbakar Hidup-Hidup
Rajyalaxmi Chitrakar, istri mantan Perdana Menteri Nepal Jhalanath Khanal, meninggal dunia pada Selasa (9/9/2025) setelah pengunjuk rasa dari kelompok Gen Z menjebaknya di dalam rumah dan membakarnya, menurut laporan media. Insiden itu terjadi di rumah pasangan Khanal di kawasan Dallu, Kathmandu. Chitrakar dilarikan ke Rumah Sakit Luka Bakar Kirtipur, tetapi meninggal dunia selama perawatan, menurut sumber keluarga yang dilansir NDTV.
6. Demonstran Provokasi Polisi
Sebuah video menunjukkan seorang pria, hanya mengenakan celana pendek, melakukan jurus kung fu di depan barikade polisi yang dilengkapi perisai dan alat pelindung diri.
Ia terlihat mengejek dan mencoba memprovokasi polisi untuk menyerang, berpose kung fu, dan mengambil posisi bertarung saat menghadapi mereka. Pemerintah mengumumkan kompensasi bagi keluarga korban dan perawatan medis gratis bagi yang terluka.
7. Pengunjuk Rasa Bentrok dengan Polisi
Para pengunjuk rasa bentrok dengan polisi, yang merespons dengan tembakan langsung, peluru karet, dan gas air mata. Sebuah video yang beredar di media sosial menunjukkan seorang anak muda dengan separuh wajahnya diperban dan dadanya tertutup perban. Kemejanya terbuka, memperlihatkan luka-luka yang dideritanya selama protes dan tindakan keras polisi yang brutal.
Menyampaikan pidatonya kepada kerumunan besar melalui mikrofon, ia memukul dadanya di atas perban dan berkata, "Saya ditembak di dada, di dada." Kerumunan pun bersorak. Sambil menunjuk wajahnya, ia menambahkan bahwa ia juga ditembak di sana dan menyadari bahwa kacamatanya telah pecah. Sambil mengangkat kemejanya yang tadinya putih kini bernoda merah, ia menyatakan, "Ini darah kami, darah rakyat Nepal. Kita akan berdiri bersama. Kita semua. Apakah kalian bersama saya?" Kerumunan pun bersorak sorai.
Editor : Ahmad Antoni