PADANG, iNewsSemarang.id - Belum menunaikan ibadah puasa, Tarekat Syattariyah baru akan melihat posisi bulan nanti sore, Minggu (3/4).
“Kita belum puasa baru nanti sore melihat bulan, kalau nampak bulan maka puasa Senin (4/4), kalau tidak nampak maka puasa ditunda Selasa (5/4),” ujarnya Guru Tarekat Syattariyah, Tuanku Imam Sidi Kayu Tanam, Kabupaten Padang Pariaman.
Rencananya agenda melihat bulan dilakukan di Koto Tuo, Kabupaten Agam. Lokasi tersebut merupakan salah satu lokasi titik untuk melihat bulan.
“Ada dua titik yang terbesar untuk menilik bulan, satu di Koto Tuo Agam, satu di Ulakan Padang Pariaman, tapi ada juga beberapa titik lainnya, seperti di Bungus Teluk Kabung Padang, Pesisir Selatan, Sawahlunto, Tiku Agam, Dharmasraya dan daerah lain,” katanya.
Kalau tidak terlihat bulan di Koto Tuo, maka akan melakukan komunikasi dengan titik lainnya di Sumatera Barat.
“Kalau sudah selesai melihat bulan maka akan diteruskan salat magrib di lokasi menilik bulan kemudian akan kembali ke masjid untuk melakukan sidang isbat,” katanya.
Menilik bulan ini merupakan metode yang dipakai oleh Tarekat Syattariyah yang disebarkan oleh Syekh Burhanuddin di Ulakan Padang Pariaman. Metode yang dipakai itu dinamakan hisab takwim artinya melihat bulan dengan mata telanjang.
Editor : Agus Riyadi