Hujan Lebat Guyur Semarang Sabtu Malam, Awas Genangan Banjir Naik Lagi!
SEMARANG, iNewsSemarang.id – Hujan lebat kembali mengguyur Kota Semarang dan sekitarnya pada Sabtu petang (1/11/2025). Warga yang berada di wilayah terdampak banjir diimbau waspada.
Hujan deras pada Sabtu petang hingga malam ini berpotensi memicu peningkatan ketinggian air di wilayah yang masih tergenang banjir.
Pada Sabtu pagi hingga sore terpantau genangan banjir di kawasan jalan Kaligawe Raya, Genuk, hingga Sayung Demak, mulai surut. Dari sehari sebelumnya, ketinggian air 50-90 cm menurut hingga 20-40 cm.
Beberapa ruas jalan di Kota Semarang yang rawan kebanjiran saat hujan juga perlu diwaspadai, seperti ujung jalan dr MT Haryono, jl dr Cipto, jl Gajah, Soekarno-Hatta hingga Kawasan Simpang Lima.
Potensi Hujan Lebat hingga 6 November
Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini potensi hujan lebat di sejumlah wilayah Indonesia hingga 6 November 2025 mendatang. Hal itu disebabkan fenomena atmosfer.
“Sepekan ke depan, pertumbuhan awan hujan yang signifikan berpotensi terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia. Kondisi ini dipicu oleh interaksi berbagai faktor atmosfer skala global, regional, hingga lokal, yang mempertahankan atmosfer berada dalam kondisi labil dan mendukung perkembangan awan konvektif. Aktivitas atmosfer tersebut berpotensi menghasilkan hujan dengan intensitas bervariasi, mulai dari ringan hingga lebat,” tulis BMKG dalam keterangannya, Sabtu (1/11/2025).
BMKG melaporkan aktivitas Madden-Julian Oscillation (MJO) terpantau berkontribusi terhadap proses pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia bagian tengah dan timur.
Secara spasial, MJO terpantau aktif di sebagian besar Kalimantan, sebagian besar Sulawesi, Maluku, Maluku Utara dan Papua bagian Barat yang berpotensi menyebabkan peningkatan pertumbuhan awan hujan di wilayah tersebut.
“Aktivitas Gelombang Rossby Ekuator yang berpropagasi ke arah barat juga diprediksi aktif di sebagian besar Sumatera, sebagian besar Jawa, sebagian besar Kalimantan, Sulawesi bagian Utara, dan Maluku Utara, yang berpotensi menyebabkan intensifikasi pertumbuhan awan hujan di wilayah tersebut,” jelasnya.
Fenomena lain yang turut memengaruhi kondisi cuaca di Indonesia adalah Bibit Siklon Tropis 98W yang terpantau di Samudera Pasifik dan Sirkulasi Siklonik yang terpantau di perairan selatan Kalimantan Tengah, perairan barat Filipina membentuk daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) dan pertemuan angin (konfluensi) memanjang dari Laut Cina Selatan hingga Kalimantan bagian Utara, Laut Jawa hingga Perairan Kep. Bangka Belitung, Jawa Timur hingga Banten Maluku Utara hingga Papua bagian Utara.
“Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar daerah bibit siklon tropis, sirkulasi siklonik, dan di sepanjang daerah konvergensi/konfluensi tersebut,” jelas BMKG.
Editor : Ahmad Antoni