198 Siswa SMP Negeri di Blora Diduga Keracunan Makanan usai Santap Menu MBG
BLORA, iNewsSemarang.id - Sebanyak 198 siswa SMP Negeri 1 Blora diduga keracunan makanan usai menyantap paket menu Makan Bergizi Gratis (MBG). Mereka harus dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan medis.
Koordinator Penanggung Jawab MBG SMPN 1 Blora Wahyu Yuli mengungkapkan, untuk sementara ada 198 siswa yang dilaporkan mengalami gejala lemas dan diare.
"Untuk saat ini terkonfirmasi ada 198 siswa dari total 955 siswa yang mengalami keluhan. Sementara 20 siswa di antaranya masih dirawat di Rumah Sakit Dinas Kesehatan Tentara (RS DKT) Blora," sebutnya dikutip dari Antara, Rabu (26/11).
Chelos, salah satu siswa kelas IX mengaku mulai merasakan sakit perut setelah pulang sekolah pada Selasa (25/11). Keluhan itu terus berlanjut hingga malam dan keesokan harinya.
"Sorenya saya sakit perut dan badan lemas. Lalu buang air besar (BAB) berulang-ulang. Masuk sekolah masih lemas," ungkapnya.
Dia menyebut sudah mengalami buang air besar hingga 10 kali sejak Selasa (25/11) sore hingga Rabu (26/11) siang, sehingga harus dirawat di RS DKT untuk pemulihan.
Menu MBG yang disantap, kata dia, tidak tampak bermasalah, kecuali potongan buah melon. "Nasinya normal, ayamnya juga. Melonnya saja yang sedikit aneh," ungkapnya.
Siswa kelas VIII, Zoe Zevana juga mengakui mengalami keluhan serupa. Perut mual dan lemas setelah pulang sekolah. "Sampai sekarang masih terasa sakit perut. Diare juga masih," ujarnya.
Zoe menyebut menu sayur yang dimakan memiliki aroma dan tekstur tidak biasa. "Sayurnya campuran wortel dan daun yang mirip pakcoy, tapi baunya agak aneh dan berlendir," ujarnya.
Ia menambahkan bahwa seluruh siswa di kelasnya yang berjumlah 30 anak mengalami keluhan serupa dan harus menjalani pemeriksaan di RS DKT.
Hingga Rabu (26/11) siang, puluhan siswa masih menjalani perawatan di RS DKT. Pihak sekolah dan tenaga kesehatan terus mendata jumlah siswa yang terdampak serta menelusuri penyebab pasti keracunan, termasuk melakukan pemeriksaan sampel makanan.
Editor : Ahmad Antoni