Sempat Ricuh, Demo PMII Semarang Tolak Penundaan Pemilu Ditutup dengan Shalawatan

SEMARANG, iNewsSemarang.id – Aksi demo menolak penundaan Pemilu 2024 oleh massa Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat UIN Walisongo Semarang, pada Jumat (8/4/2022), ditutup dengan pembacaan shalawat nabi.
Sebelumnya, massa sempat bersitegang dengan aparat polisi yang bertugas di lapangan, hingga terjadi kericuhan saling dorong antara polisi dengan mahasiswa yang memaksa masuk ke kantor Gubernur Jawa Tengah.
Ketua PMII Komisariat UIN Walisongo Semarang, Khoirul Fajri Asyihab, mengatakan aksi demo yang dilakukan pihaknya sebagai wujud keprihatinan para mahasiswa atas kekalahan negara terhadap kekuatan oligarki.
Menurutnya negara yang sedang berada dalam cengkeraman oligarki tidak boleh didiamkan. Kondisi bangsa yang sedang tidak baik-baik saja ini, tegasnya, harus segera diselamatkan.
“Ini wujud ekspresi PMII Komisariat UIN Walisongo yang melihat kondisi keadaan Indonesia bagi kami sedang tidak baik-baik saja,” katanya.
Dalam aksi yang digelar di depan kantor Gubernur Jawa Tengah itu, massa pengunjuk rasa menyampaikan dua tuntutan. Pertama, menolak penundaan Pemilu 2024 dan wacana jabatan presiden tiga periode.
Kedua mendesak pemerintah mengusut tuntas masalah minyak goreng dan menolak rencana kenaikan harga pertalite dan gas elpiji 3 kg.
Diberitakan, aksi unjuk rasa sempat diwarnai kericuhan. Semula aksi berjalan normal. Sebelum tiba di depan kantor Gubernur, massa melakukan aksi menuntun sepeda motor dari arah Simpang Lima sebagai bentuk protes atas wacana kenaikan harga BBM pertalite.
Sebelumnya sempat terjadi kericuhan usai massa membakar ban dan memaksa masuk ke kantor Gubernur Jateng.
Sampai akhirnya mahasiswa membakar ban di depan gerbang kantor Pemprov Jateng, dan memaksa masuk ke dalam Kantor Gubernur.
Kericuhan terjadi sekitar pukul 17.45 WIB menjelang waktu buka puasa. Kericuhan terjadi usai massa membakar ban bekas. Awalnya api masih kecil, namun api kemudian membesar hingga nyaris membakar kabel listrik.
Anggota Satuan Sabhara pun bergegas memadamkan api. Namun ternyata hal itu menyulut emosi mahasiswa hingga terjadi aksi saling dorong antara polisi dan mahasiswa.
Wakapolrestabes Semarang AKBP IGA Dwi Perbawa turun langsung mengendalikan situasi. Ketegangan berlangsung cukup lama. Mahasiswa mulai melempari botol minum ke arah petugas.
Kericuhan mereda setelah perwakilan mahasiswa bertemu dengan AKBP IGA. Mahasiswa berjanji tidak akan anarkis lagi dan aksi dilanjut dengan sholawatan. Sekira pukul 18.20 WIB massa membubarkan diri.
Editor : Sulhanudin Attar