Perlu diketahui, karya ilmiah akan keren, bila kaya dari sisi literatur. Tidak pelit bin miskin referensi. Melainkan rujukan yang dipakai memiliki kemelimpahan sumber pustaka. Karena menurut Sylvia Saraswati (2009:18), disebut tulisan ilmiah bila seseorang yang menulisnya menguasai bidang tertentu. Ukurannya, ditunjukkan oleh kedalaman wawasan dan kecermatan pikiran, yang tampak pada teori dan pemaparan yang berlandaskan pada sumber data, buku acuan, dengan menyebutkan sumber kutipan secara benar.
Untuk mewujudkan hal itu, dosen harus bersama-sama sepakat bila literatur paper book atau e-book menjadi rujukan primer kepenulisan di awal kontrak perkuliahan. Jangan dahulu mempersilahkan sumber internet. Karena, kepraktisan copy-paste akan menjadi preseden buruk nihilnya keterwujudan kreativitas menulis, dan matinya iklim literasi kampus.
Maka tidak ayal, bila banyak perpustakaan kampus sepi peminat. Tergeser oleh kepraktisan sumber internet yang disalahartikan penerapannya dalam dunia pendidikan.
Editor : Miftahul Arief