JAKARTA, iNewsSemarang.id – Munculnya rekening baru saat kampanye telah menjadi fenomena dalam setiap perhelatan Pemilihan Umum. Dari temuan sebelumnya, kemunculan rekening siluman tersebut mengarah ke tindak pidana korupsi.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) bekerjasama dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawasan Pemilu (Bawaslu) guna menelusuri rekening khusus dana kampanye yang baru aktif jelang pencoblosan.
Ketua PPATK Ivan Yustiavandana, pada Jumat (15/4/2022), mengatakan pihaknya masih melakukan penelusuran terkait temuan yang menjadi fenomena tersebut. Pihaknya mengaku memiliki database lengkap untuk penelusuran lebih lanjut.
Ivan mengatakan temuan tersebut terjadi pada periode sebelumnya. Dari temuan tersebut, imbuhnya, sudah ada beberapa yang terindikasi mengarah ke tindak pidana korupsi. Kendati demikian, Ivan menegaskan bahwa para kontestan politik untuk mengadu visi dan misi bukan kekuatan uang.
"Yang paling penting bagi kita PPATK menjaga bahwa semua pihak yang terlibat dalam kontestasi politik itu mengadu visi dan misi bukan mengadu kekuatan uang karena kemungkinan kekuatan uang itu bisa terjadi sumber harta kekayaan yang ditransaksikan yang diberikan sumbangan politik itu yang berasal dari tindak pidana," ucapnya kepada MNC Portal Indonesia di Honbu Dojo Inkai, Jatinegara, Jakarta Timur.
Sebelumnya, PPATK mengungkap kecurigaan soal rekening khusus dana kampanye pemilu. PPATK mencurigai rekening khusus dana pemilu yang baru aktif menjelang pencoblosan.
"PPATK menemukan uniknya rekening khusus dana kampanye itu baru bergerak menjelang pencoblosan gitu, nah itu apa tuh maksudnya," kata Kepala PPATK, Ivan Yustiavandana dalam pertemuan dengan editor media massa di Jakarta, Kamis (14/4/2022).
"Ya jadi selama ini kampanye pakai uang darimana? Nyewa ini, nyewa itu, beli seragam dan segala macam, pakai uang dari mana," sambungnya.
Menurut Ivan, temuan mencurigakan itu berdasarkan hasil riset dan pemetaan tim PPATK menjelang pemilu. Hasil temuan itu, kata Ivan, menarik untuk didalami lebih lanjut.
"Ya itu berdasarkan hasil riset, berdasarkan hasil pemetaan seperti itu, dan itu menarik untuk didalami," paparnya.
Editor : Sulhanudin Attar