Seperti diketahui, 6 Presiden RI telah mendapat julukan. Berikut julukan yang disematkan kepada 6 Presiden RI, seperti dikutip dari laman resmi Instagram Kementerian Setneg @kemensetneg.ri.
1. Bapak Proklamator (Soekarno)
Soekarno atau lebih dikenal dengan sebutan Bung Karno memiliki peranan penting dalam sejarah kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda dan sosok yang membacakan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.
2. Bapak Pembangunan (Soeharto)
Soeharto adalah Presiden ke-2 Republik Indonesia. Julukan Bapak Pembangunan yang tersemat pada Presiden Soeharto karena memfokuskan program kerjanya terhadap pembangunan ekonomi dan menciptakan landasan untuk pembangunan yang disebut sebagai Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita).
3. Bapak Teknologi (BJ Habibie)
Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie diangkat menjadi Presiden ke-3 Republik Indonesia dikenal memiliki kecerdasan luar biasa dibidang teknologi dan industri pesawat terbang. Hal ini yang menjadikan BJ Habibie mendapat julukan sebagai Bapak Teknologi.
4. Bapak Pluralisme (Abdurrahman Wahid)
Abdurrahman Wahid atau akrab disapa Gus Dur adalah tokoh Muslim Indonesia. Pemikirannya dan gagasan yang universal, membuat Gus Dur dijuluki sebagai Bapak Pluralisme.
5. Ibu Penegak Konstitusi (Megawati Soekarnoputri)
Kepemimpinan kemudian dilanjutkan oleh Megawati Soekarnoputri yang menjadi Presiden ke-5 Republik Indonesia. Megawati tercatat sebagai Presiden wanita pertama di Indonesia dan pencetus berdirinya Komisi Pemberatasan Korupsi (KPK). Serta menyiapkan sistem pemilu pertama kali.
Di mana masyarakat Indonesia dapat memilih langsung presiden dan wakil presiden, di samping memilih calon anggota legislatif. Hal ini menjadi alasan mengapa Megawati Soekarnoputri diberi julukan Penegak Konstitusi.
6. Bapak Perdamaian (Susilo Bambang Yudhoyono)
Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dijuluki sebagai Bapak Perdamaian. Karena pada masa jabatan beliau sebagai Presiden, Indonesia banyak berpartisipasi dalam misi perdamaian dunia, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Seperti Perjanjian Perdamaian Aceh melalui Nota Kesepahaman Helsinki, membangun Pusat Perdamaian dan Keamanan atau Indonesia Peace and Security Center (IPSC)
Editor : Sulhanudin Attar