Nasihat Orang Saleh
Allah memberi nasihat tentang maut kepada Rasul-Nya, “Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka juga akan mati" (QS Az-Zumar : 12)
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Thabrani dalam al-Awsath, Abu Na'im dalam al- Hilyah, al-Hakim dalam Mustadraknya, dan lain-lain disebutkan bahwa Sahabat Ali ibn Abi Thalib , berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “ Jibril mendatangiku dan berkata, “Hai Muhammad, hiduplah sesuka hatimu, sebab kau pasti mati. Cintailah orang yang kau sukai, tapi pasti kau akan berpisah dengannya. Beramallah sesukamu, sebab pasti (amal)mu akan dibalas. Ketahuilah, kemuliaan seorang mukmin ada pada ibadah malamnya, dan kehormatannya ada pada sikap tidak membebani orang lain.'” (Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah, II, h. 505, hadis no. 831)
Ada beberapa nas dari Allah dan Rasul yang mengingatkan kematian. Ini adalah kebiasaan orang saleh, yakni mereka mengingatkan diri mereka dan orang lain akan kematian.
Ali ibn Abi Thalib berkata, “Dunia berjalan kebelakang, dan akhirat berjalan ke depan. Keduanya memiliki pengikut. Jadilah pengikut akhirat dan jangan menjadi pengikut dunia. Sebab, hari ini adalah amal dan bukan hisab, sedangkan besok adalah hisab dan tidak ada amal.” (Diriwayatkan oleh Bukhari dalam Shahil-nya, bab “Harapan dan Optimisme.”)
Di antara nasihat para ulama sebagaimana disebutkan dalam kitab at-Tadzkirah adalah sebagai berikut:
Wahai orang yang tertipu, renungkanlah kematian beserta sekarat, kesulitan, dan kepahitannya. Sesungguhnya maut adalah janji yang paling jujur, dan hakim yang paling adil. Cukuplah maut menakutkan hati, membuat mata menangis, memisahkan kelompok-kelompok, menghancurkan kelezatan dan kenikmatan hidup, serta memutuskan angan-angan dan harapan.
Apakah kau merenungkan, hai anak Adam, hari kejatuhanmu dan perpindahanmu dari tempat tinggalmu, saat kau pindah dari keluasan menuju kesempitan, saat temanmu mengkhianatimu, saat saudaramu meninggalkanmu, saat kau dipindahkan dari tempat tidur dan selimutmu ke dalam belahan bumi, lalu mereka menutupimu dengan tanah?
Hai penumpuk harta dan penghimpun gedung, demi Allah, kau tak memiliki harta lagi kecuali kafan yang menempel di badan. Bahkan kafan itu pun akan hancur dan binasa, dan jasadmu akan jadi makanan tanah.
Imam Qurthubi menukil dari Yazid ar-Rugasyi bahwa ia berkata kepada dirinya sendiri, “Celaka dirimu, hai Yazid! Siapa yang salat untukmu setelah kau mati? Siapa yang puasa untukmu setelah kau mati? Siapa yang dapat membuat Tuhanmu rida kepadamu setelah kau mati?”
Kemudian ia berkata, “Hai manusia, apakah kalian tak menangisi diri kalian sepanjang sisa hidup kalian? Siapakah yang kubur adalah penuntutnya, kubur adalah rumahnya, tanah adalah tempat tidurnya, cacing adalah temannya, dan bersama itu semua ia menanti kiamat, bagainmnakah keadaannya?”
Editor : Sulhanudin Attar
Artikel Terkait