Desa Jinwan, Kampung Para Janda yang Ditinggal Mati Suami Perang ISIS

Andaru Danurdana
Desa Janda korban KDRT, Foto: internationalistcommune.com

Desa Jinwan yang dalam bahasa Kurdi berarti perempuan, merupakan desa kecil yang terletak di Timur Laut Suriah. Diresmikan pada 25 November 2018 yang bertepatan dengan hari anti kekerasan Perempuan Internasional, Desa ini digunakan sebagai penampungan korban perang ISIS di Suriah Timur.

Desa Jinwan bisa dibilang berhubungan erat dengan feminisme. Selain ditinggali korban okupasi ISIS, Desa ini turut menjadi saksi kejayaan para janda yang ditinggal mati suaminya pada perang ISIS, perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga maupun para tentara perempuan Syirian Defense Force (tentara pembebasan Suriah).

Dihasilkan dari buah pemikiran feminis Timur Tengah, Desa Jinwan sangat lekat dengan tiga paradigma konfederalis demokratis, yaitu demokrasi, ekologi dan liberasi perempuan. Desa yang disebut juga Rojava ini dibentuk untuk melawan mentalitas patriarki di dalam masyarakat Timur Tengah.

Dilansir dari Washington Institute daerah yang diawasi oleh Administrasi Otonomi Daerah Utara dan Timur Suriah ini bertujuan sebagai tempat alternatif yang damai untuk perempuan dan bebas dari segala jenis kekerasan. 

Dalam menunjang kehidupan para perempuan, Desa yang dihuni sekitar 30 perempuan ini dilengkapi dengan beberapa fasilitas seperti sekolah, lahan cocok tanam, toko serta beberapa bagunan pemerintahan yang semuanya dikelola sendiri oleh penghuninya.

Fatimah, salah seorang penduduk Desa Jinwan mengaku bahwa dirinya dan perempuan lain di desa tersebut tidak merasa asing satu sama lain, semuanya mengaku saling memahami betapa beratnya hidup menjadi perempuan.

Gavari, Jinwan yang lain turut menegaskan bahwa perempuan Jinwan memiliki cara tersendiri dalam membela tanah air mereka. Bukan dengan senjata, tapi menggunakan sekop. Gavari dan penduduk lain percaya bahwa perempuan Jinwan tidak akan meninggalkan tanah yang sudah mereka bela dan bebaskan.

Para perempuan Jinwan percaya pada motto sakral yang tertulis di salam satu tembok desa "Sebelum perempuan bisa mengedukasi dan membela diri sendiri, tak akan ada kebebasan". 

Tak hanya ingin menjadi surga bagi korban kekejaman ISIS, Jinwar juga direncanakan memperluas jangkauannya ke seluruh Suriah, menyelamatkan para perempuan dari segala penjuru tanpa memandang asal mereka. (Mg- Awal)

Editor : Maulana Salman

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network