Mohammad Feriadi Soeprapto mendapatkan jabatannya sebagai Presiden Direktur JNE tidak secara gratis. Meskipun berpredikat sebagai anak bos, Feriadi nyatanya memulai karier di perusahaan yang didirikan ayahnya, Soeprapto Suparno, dari bawah.
Karenanya, tak heran jika Feriadi menjadi sosok di balik sukses JNE menjadi layanan jasa antar barang ternama di Indonesia.
Feriadi mengatakan, pada masa awal karier di perusahaan ayahnya ini, dia mendapatkan perlakuan yang sama dengan karyawan lainnya. Menurutnya, untuk meraih kesuksesan semua hal harus dilakukan dari bawah, tak peduli apapun latar belakangnya. Termasuk statusnya sebagai 'anak bos'.
Ya, kariernya di JNE dimulai dari level paling rendah. Posisi sebagai kurir hingga customer service dia jalani sejak awal dia bergabung di perusahaan ayahnya itu pada tahun 1996.
Sama seperti karyawan lainnya, Feriadi pun menjalani proses training dan orientasi sebagai karyawan baru di perusahaan.
Sebagai kurir untuk layanan ob board courier, Feriadi mendapatkan tugas pertama untuk mengirimkan barang ke Thailand. Karena layanan pengantaran barang penting, dia harus mengantarkan barang itu langsung ke kursi penumpang.
Tugas itu dia dapatkan dalam hitungan hari setelah bergabung JNE.
"Ini menurut saya sangat berkesan buat saya, di saat baru bergabung, belum dapat kesempatan banyak hal, tiba-tiba disuruh berangkat. Saya waktu itu kalau tidak salah ke Thailand untuk bawa kiriman hand carry untuk suatu pabrik," kata Feriadi.
"Barang yang dibawa ini sangat sensitif, barang yang value-nya tinggi," sambungnya.
Selain ditugaskan sebagai kurir, Feriadi juga mendapat penugasan sebagai customer service. Di sini dia harus menghadapi komplain dari para klien dan sekaligus mengatasinya.
"Namanya hadapi komplain, itu hal biasa buat saya. Bagaimana kesulitan kita men-delivery satu kiriman, ke satu daerah, ke satu alamat itu jadi pengalaman yang tidak bisa dilupakan," ungkap Feriadi.
Jatuh bangun memulai karier dari bawah sampailah anak bos itu mendapatkan jabatan strategis di JNE. Dia mendapat tugas penting untuk men-set up jaringan pengiriman JNE secara nasional. Dia mengatakan dirinya ditugasi mendirikan banyak cabang JNE di daerah.
"Saya banyak travelling ke daerah-daerah, untuk set up cabang, mulai dari kota Bandung, Semarang, Bali, Ujung Pandang, Manado, saya lalui itu semua. Jadi bagaimana proses pendirian satu cabang kita lakukan itu," kata Feriadi.
Hingga kini dia selalu mengingat pesan sang ayah, Soeprapto Suparno, tentang pentingnya berbagi. Apabila perusahaan mau sukses, pesan sang ayah kepadanya, tidak boleh jauh dari tuhan dan anak yatim.
Selama ini pun dia mengatakan JNE tak pernah absen untuk setidaknya melakukan santunan anak yatim di tiap ada acara besar. Menurutnya, doa dari orang yang mendapatkan santunan itu akan membuat JNE terus menjadi besar.
Editor : Sulhanudin Attar
Artikel Terkait