KENDAL, iNewsSemarang.id - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kabupaten Kendal, tak menolak terkait wacana pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
Hal itu disampaikan oleh Ketua HIPMI Kendal, Ariffianto saat ditemui oleh awak media, Sabtu (27/8/2022).
Ariffianto mengatakan, jika selama ini HIPMI selalu mendukung upaya dan program-program pemerintah untuk peningkatan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Menurutnya posisi seperti sekarang bagi pemerintah sangat dilematis. Paska dilanda pandemi Covid-19 selama dua tahun dan harus kembali bangkit, tapi pemerintah harus mencabut subsidi BBM bagi rakyatnya.
Dicabutnya subsidi ini secara otomatis akan menaikkan harga BBM bersubsidi seperti Pertalite dan Solar. Dengan kenaikan harga BBM bersubsidi tersebut, dampaknya akan dirasakan oleh masyarakat.
"Di sini pemerintah perlu memikirkan skema yang tepat sehingga bisa berdampak baik dan diterima semua pihak," tutur Ariffianto.
Dia memahami jika kenaikan harga BBM bersubsidi dapat mengurangi beban pemerintah dalam mensubsidi rakyatnya yang selama ini sangat tinggi. Di tahun 2022 beban negara untuk subsidi BBM mencapai Rp502 triliun sampai dengan bulan Oktober mendatang. Besarnya jumlah tersebut mencapai 25% dari jumlah pendapatan negara.
Selain itu, jika dilihat memang negara nombok besar, kalau dibandingkan dengan harga BBM di negara lain sangat jauh berbeda.
Ariffianto kembali menegaskan, bahwa HIPMI Kendal tidak menolak adanya kenaikan BBM, namun juga berharap kenaikannya tidak terlalu tinggi.
Hal seperti ini menurutnya memang perlu dikalkulasi oleh pemerintah. Porsi yang awalnya untuk mensubsidi bisa dialihkan ke hal-hal yang sifatnya produktif dan bisa meningkatkan perekonomian di lapisan masyarakat menengah ke bawah.
Editor : Agus Riyadi
Artikel Terkait