Fakta-fakta Penyebab Presiden China Dikabarkan Dikudeta Tentara Pembebasan Rakyat

Anton Suhartono
Presiden China Xi Jinping. Foto : Reuters

JAKARTA, iNewsSemarang.idPresiden China Xi Jinping sempat menghilang dari publik beberapa hari. Presiden terakhir terlihat saat menghadiri KTT Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO) di Samarkand, Uzbekistan. KTT yang juga dihadiri Presiden Rusia Vladimir Putin itu berakhir pada 16 September.

Hal ini sempat memantik banyak spekulasi bahwa sang presiden dirumorkan digulingkan dan ditahan oleh Tentara Pembebasan Rakyat (TPA). Terlebih lagi, Xi Jinping diketahui tidak hadir dalam acara Seminar Pertahanan Nasional dan Reformasi Militer China.

Sementara, posisi Xi saat itu digantikan oleh Jenderal PLA yang pernah ditangkap karena memberontak, Li Qiaoming. Ini membuat rumor kudeta pun semakin kuat.

“Li Qiaoming, mantan komandan Komando Armada Utara yang sebelumnya diberhentikan karena dilaporkan terlibat dalam “pemberontakan”, tampil menonjol dan dalam foto duduk di barisan depan acara, di sebelah Liu Zhenli, komandan Tentara Komunis China,” kata pengamat politik China, Liu Fangli dan Liang Xin.

Sejak itu Li menjadi pembicaraan netizen soal kudeta di China. Bahkan banyak netizen berspekulasi dia akan menggantikan Xi.

Berbarengan dengan rumor tersebut, ada pembatalan lebih dari 9.000 penerbangan di seluruh China dalam 4 hari terakhir. Bukan hanya itu, perjalanan bus dan kereta api di sekitar Beijing juga dihentikan. Kemudian muncul video yang belum terverifikasi soal kendaraan militer sepanjang 80 km yang dalam perjalanan menuju Beijing.

Meski rumor kudeta sudah berlangsung beberapa hari, belum ada seorang pun pejabat yang memberikan penjelasan.

Namun sekalipun benar terjadi kudeta, pastilah PLA sudah mengumumkannya ke publik. Selain itu ketidakhadiran Xi di acara penting disebabkan dia menjalani karantina usai menghadiri KTT SCO.

Soal pembatalan penerbangan, kereta api, dan bus, mungkin disebabkan dampak dari Topan Muifa yang melanda China pekan lalu. Topan meluluhlantakkan bagian timur China, menyebabkan banjir dan merusak infrastruktur. (mg arif)

Editor : Maulana Salman

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network